Berita

2.000 Warga Empat Desa di Sumsel Nikmati Listrik 24 Jam

0

Kerjha — Sebelum adanya pasokan listrik, setiap malam masyarakat di Desa Ulak Kembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kerap mengeluh karena harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 40 ribu per hari atau Rp 1,2 juta per bulan untuk menghidupkan genset. Itu pun hanya bisa menyalakan lampu penerangan kecil dan kipas angin saja.

Disebutkan Kepala Desa Ulak Kembang, kini kondisi itu telah berubah berkat adanya listrik dari PLN lewat program Listrik Desa.

“Setelah hadir listrik dari PLN, masyarakat hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 150–Rp 200 ribu per bulan dan bisa digunakan untuk banyak hal, tidak hanya penerangan, tetapi bisa juga untuk lemari pendingin, televisi dan sebagainya. Ini lebih hemat dan efisien,” ujar Sulastri.

Ia menambahkan, hadirnya listrik juga menggerakan roda perekonomian masyarakat yang sebagian besar memiliki usaha di bidang perdagangan dan pertanian. Karena masyarakat bisa menjadi lebih produktif dalam usahanya.

PT PLN (Persero) berhasil menghadirkan listrik 24 jam di empat desa terpencil di Provinsi Sumatera Selatan, yakni Desa Ulak Kembang dan Sungai Angit di Kabupaten Musi Banyuasin, Desa Perajen Jaya di Kabupaten Banyuasin dan Desa Harisan Jaya di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN), upaya ini merupakan bentuk kehadiran negara bagi sekitar 2.000 kepala keluarga untuk menikmati listrik yang andal dan terjangkau.

Program Listrik Desa ini bentuk komitmen PLN untuk mendukung program pemerintah dengan menghadirkan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Dengan hadirnya listrik, diharapkan dapat membawa energi optimisme yang mampu mendorong ekonomi masyarakat.

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengapresiasi kinerja PLN yang terus mendukung program pemerintah melalui peningkatan Rasio Desa Berlistrik (RDB) di Provinsi Sumatera Selatan.

“Dengan investasi yang sangat besar dari PLN, semoga masyarakat Sumatera Selatan dapat memanfaatkan listrik dengan baik untuk hal-hal yang bermanfaat sehingga taraf hidup dapat meningkat signifikan,” kata Herman.

Herman mengatakan, kehadiran listrik tidak hanya untuk menerangi, tetapi juga berkesinambungan dengan kesuksesan program lainnya.

“Jika ada listrik, maka edukasi masyarakat dapat bertambah dengan adanya tambahan informasi. Masyarakat dapat mengakses internet dan juga bisa mendapatkan informasi dari televisi atau radio sehingga pengetahuan semakin meningkat. Tidak hanya di kota, desa pun butuh listrik untuk kelancaran aktivitas sehari-hari,” kata Herman.

Apresiasi serupa disampaikan Bupati Musi Banyuasin, Apriyadi. Atas nama masyarakat di wilayahnya, Apriyadi menyampaikan terima kasih kepada PLN yang telah mewujudkan mimpi Desa Sungai Angit dan Ulak Kembang untuk dapat menikmati listrik.

“Kami yakin dalam proses pembangunan jaringan listrik ini, PLN menghadapi banyak tantangan, apalagi pekerjaan ini merupakan pekerjaan dengan tujuan sosial untuk pemerataan pembangunan, bukan demi bisnis,” ujar Apriyadi.

Ia berharap program Listrik Desa ini terus meluas ke daerah-daerah lainnya yang belum teraliri listrik.

“Saat ini tinggal tiga desa lagi yang belum berlistrik di Kabupaten Musi Banyuasin, mudah-mudahan dapat segera direalisasikan oleh PLN agar tercapai rasio desa berlistrik 100 persen di 2024,” kata Apriyadi.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (UID S2JB), Amris Adnan menyampaikan, dengan beroperasinya listrik di empat desa ini, Rasio Desa Berlistrik (RDB) di Sumatera Selatan meningkat dari 98,98 persen menjadi 99,01 persen.

Untuk melistriki Desa Sungai Angit dan Desa Ulak Kembang, PLN membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 33,2 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah sepanjang 8,20 kms, dan gardu distribusi 50 kilovolt ampere (kVA) sebanyak 12 unit untuk 419 pelanggan. Selanjutnya PLN akan terus melakukan penyambungan bagi potensi pelanggan yang ada di daerah tersebut.

“Target di 2023 akan lebih menantang, kami akan membangun jaringan di 12 desa baru dan juga pengembangan di 16 desa lama untuk dilistriki. Mudah-mudahan target RDB bisa meningkat di tahun ini menjadi 99,38 persen dan di tahun 2024 akan kami upayakan mencapai 100 persen untuk Provinsi Sumatera Selatan,” kata Amris. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *