Headline

BPS: Produksi Beras Nasional Berpotensi Naik 4,86 Persen

0

Kerjha — Produksi beras nasional berpotensi naik tinggi hingga 4,86 persen di tahun ini. Kenaikan terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah, terus menunjukkan tren positif.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto melalui keterangan resminya, belum lama ini.

“Potensi luas panen padi 2021 sangat bagus dan juga menjanjikan. Tapi potensi ini harus kita waspadai, mengingat musim hujan dan banjir juga cukup besar dan bisa berdampak pada gagal panen,” ujar Suharyanto.

Berdasarkan catatan BPS, pergerakan produksi beras mencapai 54,56 persen. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka pada 2019 yang hanya 54,60 persen. Adapun total luasan panen pada 2020 lalu mencapai 10,66 juta hektare, dengan sentra produksi terbesar di Provinsi Jawa Timur.

“Ini juga cukup menggembirakan karena harga gabah kering giling di tingkat petani masih mengalami kenaikan, yakni sebesar Rp 5.320 atau naik sebesar 0,03 persen. Ke depan pergerakan produksi harga gabah kering panen masih akan meningkat,” tambahnya.

Di samping itu, produksi beras pada 2020 lalu juga mengalami kenaikan yakni sebesar 31,33 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya 31,31 persen. Meski naik tipis, kata Suhariyanto, pemerintah berhasil mengendalikan produksi beras, sehingga kebutuhan masyarakat masih tercukupi dengan baik.

“Kinerja produksi padi relatif terjaga selama 2020. Artinya produksi secara keseluruhan berjalan stabil dan sangat menggembirakan,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, luas bahan baku sawah berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) pada 2019 mencapai 7,46 juta hektare. Angka ini masih bisa bertambah seiring perluasan yang sedang dilakukan.

Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian mengatakan, pemerintah berkomitmen menjaga produksi padi secara nasional. Selain itu, upaya mitigasi pencegahan gagal panen akibat cuaca ekstrem dan potensi serangan OPT secara aktif terus dilakukan.

Kuntoro menambahkan asuransi pertanian sejak dini telah disosialisasikan agar segera dimanfaatkan petani untuk mencegah kerugian akibat gagal panen.

Selain menjaga produktuvitas di lahan sawah eksisting, juga dilakukan upaya perluasan area tanam melalui peningkatan indek pertanaman dan mendorong pertanaman di areal baru. Selain itu pemerintah terus melakukan pengembangan program jangka panjang food estate, yang untuk komoditas utama padi kini sudah berjalan di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Program tersebut merupakan langkah extraordinasi pemerintah dalam penyediaan pangan. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *