Berita

Budi Daya Pohon Buah di Sabuk Hijau Bendungan Tukul Pacitan

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat (PUPR) menanam dan membudidayakan ratusan pohon bernilai ekonomis di area sabuk hijau (greenbelt) di sekitar Bendungan Tukul, Desa Karanggede, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Bendungan tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Februari 2021.

Penanaman pohon tersebut juga menjadi bentuk komitmen untuk menjaga konservasi alam. Area greenbelt Bendungan Tukul yang memiliki luas 2.496 hektare telah ditanami 655 pohon seperti durian musang king 50 pohon, mangga 300 pohon, serta jeruk baby pacitan 305 pohon.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan, proses pembangunan yang dilakukan tetap harus berfokus pada penyediaan lapangan kerja atau padat karya. “Misalnya penghijauan, mulai dari pembibitan, kemudian penanaman hingga pemeliharaan diharapkan sekaligus membuka lapangan kerja baru,” katanya.

Sementara Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman menyebutkan pohon yang ditanam harus memiliki kriteria: pohon yang memperkuat infrastruktur dan bernilai ekonomis terutama dari buahnya.

“Teknis penanaman pohon telah diatur dengan memperhatikan kondisi lahan dan area infrastruktur sampai ke urusan pemeliharaannya,” kata Sudirman saat meninjau area sabuk hijau Bendungan Tukul, belum lama ini.

Menurut Sudirman, Bendungan Tukul selain bermanfaat sebagai irigasi, air baku, pengendalian banjir dan pembangkit listrik, juga harus ditata dan memiliki kawasan sabuk hijau yang memadai melalui penanaman pohon yang disesuaikan dengan struktur tanah.

Penanaman pohon ini, ungkap Sudirman, akan melibatkan Ikatan Purnabhakti Kementerian Pekerjaan Umum (IPPU) dan kelompok masyarakat setempat.

Untuk diketahui, Bendungan Tukul memiliki kapasitas tampung 8,68 juta meter kubik bermanfaat untuk mengairi irigasi seluas 600 hektare dan mereduksi banjir sebesar 42,22 m3 per detik, berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2×132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata.

Bendungan Tukul mulai dibangun pada 2013 hingga 2021 dengan anggaran APBN sebesar Rp 904,4 miliar. Sebagai kontraktor pelaksana adalah PT Brantas Abipraya (Persero) dan konsultan supervisi PT KSO, PT Mettana, PT Anugrah, Kridapradana, PT Bina Karya (Persero).

Sunarto, salah seorang anggota Kelompok Tani Tukul menyampaikan terima kasih telah dilibatkan dalam pengelolaan tanaman di Bendungan Tukul.

“Selama ini Pacitan terkenal memiliki durian sebagai komoditas unggulan dengan pembudidayaan yang jauh lebih singkat. Kami berharap ke depan hasil pengelolaan tanaman ini bisa dimanfaatkan masyakat sekitar,” katanya. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *