Berita

Cara Indonesia Pulihkan Industri Penerbangan Pasca Pandemi

0

Kerjha — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berbagi pengalaman upaya pemerintah bersama para pemangku kepentingan, untuk memulihkan industri penerbangan nasional pasca pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan ICAO Global Implementation Support Symposium 2023 atau ICAO GISS di Seoul, Korea Selatan, Selasa (30/5).

Salah satu kebijakan mendasar yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk bertahan dari pandemi Covid-19 yakni menyeimbangkan kebijakan antara pencegahan Covid-19 dengan menjaga ekonomi tetap bergerak, termasuk pelayanan penerbangan.

“Sebagai negara kepulauan, layanan penerbangan tidak mungkin berhenti menopang konektivitas dan keberlangsungan kegiatan masyarakat,” ujar Menhub Budi Karya.

Ia menjelaskan, berbagai kebijakan diterapkan pemerintah bersama pemangku kepentingan di bidang penerbangan untuk mewujudkan pelayanan penerbangan yang selamat, aman, nyaman dan juga sehat, dengan menerapkan sejumlah protokol kesehatan. Hasilnya, pada 2022 industri penerbangan nasional mulai membaik dan menunjukkan tren yang positif.

Menhub Budi Karya mengungkapkan, masih terdapat sejumlah masalah pasca pandemi yang harus diselesaikan. Beberapa di antaranya yakni demand atau minat masyarakat yang mulai tinggi untuk menggunakan pesawat belum diimbangi dari sisi supply atau ketersediaan armada pesawat. Selain itu, masih banyak bandara-bandara yang perlu terus ditingkatkan kapasitas dan kualitas pelayanannya.

Dia mengharapkan adanya dukungan dan kolaborasi global dalam dunia penerbangan sipil melalui ICAO. Kolaborasi dan sinergitas yang dilakukan bisa dilakukan dalam banyak hal, salah satunya dalam hal pendanaan untuk mendukung kebutuhan pengembangan di bidang penerbangan yang sejalan dengan sasaran strategis ICAO.

“Untuk itu kami berupaya mengintensifkan kemitraan dengan sejumlah negara. Mengingat kemampuan fiskal negara (APBN) yang terbatas, kami membuka peluang kerja sama melalui berbagai skema kerja sama pemerintah dan badan usaha,” ucapnya.

Sejumlah kemitraan yang telah dilakukan seperti kerja sama kemitraan antara Angkasa Pura 2 dengan GMR India di Bandara Kualanamu, Medan, serta kerja sama kemitraan melalui konsorsium Angkasa Pura 1 Wika dan Incheon Airport di Bandara Batam.

“Indonesia memiliki banyak airport besar. Kami mengundang investor mancanegara untuk dapat menempatkan investasi di airport-airport ini. Kami juga mengundang kolaborasi antara airline Indonesia dengan luar negeri agar ada satu kekuatan finansial. Semoga ICAO dapat membantu mempromosikan negara-negara anggotanya” tuturnya.

Untuk diketahui, ICAO GISS merupakan pertemuan komunitas penerbangan sipil global yang diinisiasi oleh ICAO bekerja sama dengan negara anggota. Kegiatan ini menjadi ajang untuk berkomunikasi dan berkolaborasi antara ICAO dan negara-negara anggota dalam upaya meningkatkan keselamatan, keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan penerbangan global.

Menhub Budi Karya mengapresiasi ICAO yang telah menyelenggarakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi negara-negara anggotanya, untuk saling berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan pandemi maupun kondisi ekonomi global, serta dapat membuka peluang untuk bekerja sama dan berkolaborasi mengembangkan industri penerbangan yang berkelanjutan.

“Peran ICAO sangat penting untuk mempercepat pemulihan penerbangan global dan menjembatani upaya peningkatan konektivitas antar negara,” ucapnya.

Menhub Budi Karya berharap, ICAO dapat terus memberikan fasilitas peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi para pelaku industri penerbangan, melalui berbagai program seperti workshop, seminar dan program vokasi lainnya. Menurutnya, hal ini dibutuhkan oleh para pelaku industri penerbangan, agar tetap memenuhi standar internasional dan meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan.

Pada 2022 lalu di Bali, Menteri Budi bersama dengan Presiden ICAO Salvatore Sciacchitano telah menandatangani nota kesepahaman program No Country Left Behind, pemberian bantuan pelatihan peningkatan kualitas SDM di bidang penerbangan. Kesepakatan tersebut menjadi payung hukum dan wujud komitmen Indonesia bersama ICAO untuk bekerja sama menghasilkan SDM bidang penerbangan yang berkualitas.

Pada kesempatan tersebut, Presiden ICAO mengapresiasi komitmen pemerintah Indonesia yang memberikan dukungan penuh bagi pemulihan industri penerbangan nasional di masa pandemi Covid-19.

Usai pertemuan, dilakukan penandatanganan Management Service Agreement (MSA) for implementation support antara Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan ICAO. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Maria Kristi dengan Sekretaris Jenderal ICAO Juan Carlos Salazar dan disaksikan langsung oleh Menhub Budi Karya. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *