Berita

Desa Energi Berdikari Cilacap Hadirkan Green Energy Tenaga Surya dan Angin

0

Kerjha — Desa Energi Berdikari Cilacap merupakan bagian dari Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam kerangka Environmental, Social & Governance (ESG).

Program berbasis Community Involvement Development (CID) yang dijalankan Pertamina RU IV Cilacap ini merupakan komitmen Pertamina dalam mengakselerasi transisi energi hijau (green energy) di Indonesia.

Selain untuk meningkatkan akses masyarakat di desa terpencil dan terisolasi terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau dan berkelanjutan, program ini juga sekaligus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga lebih sejahtera.

Pengembangan Desa Energi Berdikari Cilacap memanfaatkan sumber energi surya dan angin yang tersedia sepanjang tahun di Desa Ujung Alang, Cilacap. Dengan teknologi Hybrid Energy Pole (HEOP), kedua sumber energi ini diolah menjadi listrik yang bisa menerangi rumah penduduk, sekolah dan berbagai aktivitas ekonomi warga.

Desa Ujung Alang, Cilacap merupakan desa terisolasi, di mana 80 persen penduduknya bekerja sebagai nelayan musiman dan buruh tambak. Terbatasnya akses listrik, transportasi dan komunikasi membuat desa ini tertinggal dibanding desa lainnya. Desa ini gelap gulita kala malam hari, karena tidak tersedia listrik.

Teknologi Hybrid Energy Pole (HEOP) yang dikembangkan Pertamina RU IV Cilacap telah mengubah desa yang gelap gulita menjadi terang benderang. Warga desa bisa menikmati listrik bersih tanpa emisi.

Energi listrik bersumber dari 15 kincir angin dan 24 solar panel, penghasil energi yang ditampung di dalam storage penyimpanan daya. Dari keseluruhan kincir dan solar panel dapat menghasilkan daya sebesar 16.200 WP (Watt Peak) yang disimpan di storage masing-masing dan dialirkan menggunakan kabel kepada 78 rumah tangga, satu sekolah, satu masjid dan dua rumah produksi.

Tak hanya menghasilkan energi, teknologi ini mengurangi hingga 126,4 ton CO eq per tahun. Inilah wujud komitmen Pertamina dalam mencegah perubahan iklim dan pemanasan global.

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari menjelaskan, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam program Desa Berdikari Cilacap merupakan upaya Pertamina mengurangi jejak emisi dalam kerangka ESG.

“Pemanfaatan EBT merupakan komitmen Pertamina pada dunia untuk mengurangi emisi GRK sebesar 30 persen pada 2030. Pertamina menargetkan peningkatan total kapasitas EBT menjadi 10,2 Gigawatt pada 2026,” ujar Heppy.

Menurut Heppy, Pertamina memiliki program Desa Energi Berdikari pada 2021 sebanyak 19 program, meliputi energi surya 10 program, energi microhydro dua program, energi biodiesel dua program dan energi biogas sebanyak lima program.

Pada 2022, Pertamina melanjutkan program Desa Energi Berdikari sebanyak 40 program, terdiri energi surya 28 program, energi microhydro dua program, energi biogas enam program dan energi dari pengolahan sampah empat program.

“Pertamina akan terus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari transisi energi menuju energi bersih sejalan dengan tren global,” terang Heppy. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *