Berita

Didukung BRI, Dawet Kemayu Bangkit dari Keterpurukan

0

Kerjha ― Retno Intansari tidak pernah membayangkan jika kesuksesannya dalam mengembangkan bisnis bermula dari kebiasaan minum segelas dawet di masa kecil. Intan dan suaminya, Muhammad Nadzir Alimudin merupakan nasabah BRI KCP Godean, Kantor Cabang BRI Yogyakarta Cik Ditiro. Melalui usaha yang diberi nama Dawet Kemayu, mereka telah memiliki lebih dari 200 outlet di lebih dari 30 kota di Pulau Jawa dengan omzet menembus Rp 1 miliar per bulan selama masa pandemi Covid-19.

Perjalanan yang dirintisnya tidak berjalan tanpa aral. Sebelumnya Intan pernah merintis usaha ayam geprek. Ia memanfaatkan pinjaman dari BRI untuk mengembangkan usaha ayam geprek hingga berjalan lebih dari tujuh tahun. Ayam gepreknya berkembang dengan delapan cabang dan 24 outlet waralaba.

Seiring waktu, eforia ayam geprek menurun. Ia terpaksa menutup beberapa cabang outlet miliknya karena biaya operasional yang tinggi. Namun dia tidak tega merumahkan karyawannya.

Intan lantas menemukan ide baru, yakni minuman dawet ireng khas Purworejo. Idenya muncul untuk membuat dawet menjadi lebih modern dan bersaing dengan minuman kekinian lain yang sedang ngetren seperti boba dan Thai tea.

Setelah konsultasi dengan BRI, Intan berpendapat diperlukan sebuah inovasi dan kreativitas untuk membawa dawet naik kelas. Intan memberanikan diri membuka outlet dengan merk Dawet Kemayu pertamanya di Yogyakarta pada awal Maret 2020.

Sebuah inovasi dilakukan, dawet yang biasa berbahan baku santan, diganti dengan menggunakan fiber creme. Krim nabati itu jauh lebih sehat jika dibandingkan santan. Namun dari segi rasa, fiber creme tidak kalah gurih dan nikmat dibanding santan. Cendol dari Dawet Kemayu pun beda dibandingkan cendol biasanya. Cendolnya sangat kenyal, nikmat seperti boba hingga penikmat Dawet Kemayu bisa merasakan sensasi boba dalam dawet. Gula yang digunakan adalah kombinasi gula Jawa dan gula aren.

Packaging Dawet Kemayu pun dibuat menarik. Selain dalam bentuk plastic cup, bottle pack dan thinwall pack, tersedia pula kemasan hampers yang cukup untuk keluarga yang dapat digunakan untuk oleh-oleh khas dari kota Yogyakarta.

Sayang, kurang dari dua minggu sejak Intan membuka outlet pertama, pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia dan disusul kebijakan PSBB. Usahanya pun terpukul. Namun Intan enggan menyerah.

Melalui fasilitas program KMK Tangguh dari BRI, Intan justru membuka 10 outlet miliknya di Kota Yogyakarta di kala pandemi, yang kebanyakan di pusat perbelanjaan. Intan semakin serius mengelola brand Dawet Kemayu dengan merekrut profesional untuk mengelola media sosial dan digital marketing. Melalui instagram @dawetkemayu.official yang dikelola dengan sangat profesional, membuka jalan Dawet Kemayu lebih dikenal dan melebarkan sayap keseluruh penjuru Pulau Jawa.

Dari hasil diskusi dan konsultasi dengan BRI, waralaba atau franchise dipilih Intan untuk mengembangkan usahanya. Berbagai paket kerja sama ditawarkan bagi calon pewaralaba. Mulai dari paket Virtual Kitchen dengan modal Rp 3,9 juta sudah dapat menjadi bagian dari Dawet Kemayu. Pilihan lainnya adalah paket Juragan Rp 7,9 juta, paket Bossman Rp 11,9 juta dan paket Sultan Rp 14,9 juta. Semua sudah termasuk bahan baku, peralatan dan booth yang masing-masing berbeda sesuai paket waralaba.

Selanjutnya pewaralaba diwajibkan untuk menggunakan bahan baku yang disediakan oleh dapur pusat Dawet Kemayu di Yogyakarta. Bagi semua outlet waralaba Dawet Kemayu juga diberikan hak eksklusif untuk menggunakan media marketing dari @dawetkemayu.official sehingga pemasaran lebih seragam dan masif.

BRI terus berkomitmen untuk mendukung pelaku UMKM dan bertekat untuk terus melakukan pendampingan kepada UMKM dengan tujuan bisa growth secara sustainable. Dari UMKM mikro, naik ke kecil, menjadi menengah, hingga menjadi pelaku usaha korporasi. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *