Headline

Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tumbuh Delapan Kali Lipat di 2030

0

Kerjha ― Ekonomi digital Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dan akan terus tumbuh berkali lipat. Pada 2020 lalu, ekonomi digital berkontribusi terhadap empat persen gross domestic product (GDP). Sementara pada 2030 mendatang pertumbuhan GDP Indonesia akan tumbuh dari Rp 15.400 triliun menjadi Rp 24.000 triliun di mana ekonomi digital kita diyakini juga akan tumbuh hingga delapan kali lipat dari saat ini yang berada pada angka Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun.

Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi saat memberikan keterangan pers bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki serta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2021, selepas mengikuti rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

“Di Rp 4.531 triliun tersebut e-commerce akan memerankan peranan yang sangat besar, yaitu 34 persen atau setara Rp 1.900 triliun, kemudian diikuti oleh beberapa hal yang sangat penting yaitu B2B dengan besaran 13 persen atau setara Rp 763 triliun, dan health tech akan menjadi Rp 471,6 triliun atau 8 persen dari pertumbuhan,” ucapnya.

Lutfi melanjutkan, pelaku perdagangan elektronik Indonesia memiliki level playing field yang sangat besar, mulai dari online travel, online media, ride hailing, hingga financial technology.

Meski demikian, terdapat beberapa hal yang mesti diperbaiki untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air. Beberapa di antaranya ialah infrastruktur telekomunikasi, perlindungan konsumen di era digital, sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus di bidang teknologi, hingga mengembangkan ekosistem digital itu sendiri.

Potensi ekonomi digital juga harus terus diperluas ke dalam sejumlah sektor industri di Tanah Air. Apabila hal itu dilakukan, maka ekonomi digital dapat terus tumbuh sesuai dengan yang diharapkan ke depannya.

“Kita juga sadar bahwa meski ekonomi digital kita empat persen pada hari ini, tetapi jumlah partisipasi, contohnya, dalam industri makanan dan minuman hari ini yang kita mempunyai besaran Rp 3.669 triliun, dilayani oleh ekonomi digital baru Rp 18 triliun,” ujar Lutfi.

Lutfi mengungkapkan, di masa yang akan datang, hilirisasi dari ekonomi digital ini akan bertumpu pada teknologi 5G, rantai blok (blockchain), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan komputasi awan (cloud computing).

“Kita berharap ekonomi digital ini akan memperbaiki pertumbuhan Indonesia paling tidak dalam sektor logistik dan industri. Kalau kita lihat target sektor logistik kita yang akan tumbuh dari 23 persen ongkos pada hari ini menjadi 17 persen. Dengan adanya ekonomi digital ini perbaikan pada logistiknya akan jauh lebih baik,” tandasnya. (AJI)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *