Berita

Ekspansi Manufaktur Terus Berlanjut

0

Kerjha ― Ekspansi sektor manufaktur nasional masih terjaga dalam 15 bulan secara berturut-turut. Hal ini bisa terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia yang terus ekspansif pada November di level 50,3, meski melambat jika dibandingkan dengan bulan lalu yang mencapai 51,8.

Selain itu permintaan dalam negeri diindikasikan masih cukup kuat, sebagaimana ditunjukkan oleh stabilitas konsumsi dalam negeri hingga saat ini. Pembukaan lapangan kerja juga tercatat masih ekspansif dan diharapkan dapat konsisten.

“Sektor manufaktur yang masih ekspansif hingga saat ini merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesinambungan pemulihan ekonomi dalam negeri di tengah kenaikan risiko dan ketidakpastian perekonomian global,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (3/12).

Ekspansi manufaktur Indonesia terjadi di tengah pelemahan PMI manufaktur beberapa negara yang bahkan mulai mengalami kontraksi seperti Vietnam 47,4 (Oktober 50,6) dan Jepang 49,0 (Oktober 50,7). Beberapa negara lain juga belum berhasil keluar dari zona kontraksi seperti Myanmar 44,6 (Oktober 45,7) dan Malaysia 47,9 (Oktober 48,7).

Secara keseluruhan, optimisme dunia usaha masih terjaga dengan terus stabilnya kondisi pandemi serta pemulihan permintaan yang terus menguat meskipun sebagian responden mulai mengantisipasi risiko gejolak ekonomi global.

Di sisi harga, pada November 2022 inflasi tercatat sebsar 5,42 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan Oktober yang mencapai 5,71 persen. Jika dibandingkan secara bulanan, inflasi November meningkat tipis sebesar 0,09 persen.

“Melambatnya laju inflasi ini menunjukkan stabilitas harga domestik yang tetap dapat dijaga di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi. Inflasi November lebih rendah dari prediksi yang kita hitung di internal Kemenkeu,” ujarnya.

Hal ini, lanjut Febrio, merupakan hasil positif dari bauran kebijakan pengendalian inflasi, terutama komponen inflasi pangan. Keberhasilan tersebut dicapai melalui koordinasi antar otoritas terkait dalam upaya menjaga daya beli masyarakat yang perlu terus diperkuat untuk mendukung pemulihan ekonomi. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *