Berita

Eloknya Wisata Alam dan Budaya di Desa Sembungan Wonosobo

0

Kerjha — Desa Sembungan Wonosobo yang dinobatkan sebagai desa wisata tertinggi di Pulau Jawa, berhasil masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, saat masuk ke lokasi desa wisata ini, langsung terhampar pemandangan nan elok. Hamparan sawah tampak berundak-undak, berlatar bukit hijau dan dibalut dengan sejuknya udara pegunungan. Desa ini berada pada ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Salah satu lokasi menarik yang bisa dinikmati adalah Puncak Sikunir. Salah satu objek wisata Desa Sembungan menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit (sunrise). Bahkan sunrise di Puncak Sikunir ini disebut-sebut yang terbaik di Asia. Pengunjung dapat menikmati sunrise, dengan mengunjungi Puncak Sikunir pada musim kemarau karena cuacanya cenderung lebih cerah dan tidak berkabut.

Sementara itu, menuju Puncak Sikunir, pengunjung akan kembali disuguhi pemandangan alam lainnya yaitu Telaga Cebong. Diberi nama cebong karena bentuknya menyerupai bayi katak. Telaga ini dulunya bekas kawah purba seluas 18 hektare. Akan tetapi seiring waktu, kawah tersebut mati atau menyempit dan tersisa sekitar 12 hektare.

Dilansir dari laman Kemenparekraf, Minggu (3/7), Desa Wisata Sembungan ini juga memiliki daya tarik wisata alam Air Terjun Sikarim. Aliran air terjun ini berasal dari Telaga Kecebong.

Selain wisata alam, Desa Wisata Sembungan juga memiliki daya tarik budaya. Mengunjungi kawasan ini, Menparekraf Sandiaga disambut Tari Angguk, yang merupakan tari tradisional kerakyatan yang tumbuh secara turun-temurun dalam lingkungan masyarakat. Disebut angguk karena gerakan tariannya sering menggunakan anggukan kepala.

Tak kalah menarik adalah wisata budaya yang disuguhkan. Ada ruwatan rambut gimbal. Ini merupakan upacara pemotongan cukur rambut pada anak-anak berambut gimbal untuk membersihkan dari hal-hal buruk. Ritual ruwatan ini biasanya diadakan pada tanggal satu sesuai kalender Jawa Suro.

Produk ekonomi kreatif Desa Sembungan juga beragam. Untuk kuliner ada produk khas carica, terong belanda, dan purwaceng. Sementara untuk fesyen ada topi, syal rajut, batik, hingga kaus. Lalu kriya gantungan kunci, kerajinan kayu dan bambu.

Kelengkapan amenitas Desa Sembungan cukup baik. Terdapat toilet, warung makan, camping, dan homestay. Untuk biaya sewa homestay per kamar antara Rp 250 ribu-Rp 400 ribu.

Legalitas Desa Wisata Sembungan telah di dukung SK Bupati Wonosobo 2020, SK Pokdarwis 2008, SK Kemenkumham 2016 dan SK Pokdarwis 2019, dan SK Pengelola Desa Wisata pada 2020. Dengan demikian kelembagaan desanya sudah benar-benar diperkuat.

Pengembangan desa wisata ini menjadi lokomotif dalam menjaga momentum kebangkitan ekonomi pascapandemi. Hal ini dibuktikan dari big data yang diterima Menparekraf bahwa dengan adanya desa wisata, peningkatan ekonomi masyarakat naik hingga 30 persen. Untuk itu, Menparekraf berkomitmen terus menggelorakan desa-desa wisata yang ada di Indonesia.

“Berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, kenaikan ekonomi masyarakat dengan adanya desa wisata ini mencapai 30 persen. Ini menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah pandemi, desa wisata menjadi pilihan,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno usai kunjungan ke Desa Wisata Sembungan, Minggu (3/7).

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Desa Wisata Sembungan yang masuk dalam 50 desa wisata terbaik. “Ini adalah suatu kolaborasi wisata alam, budaya yang sangat fantastis,” tuturnya. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *