Berita

Gerakan Milenial Kembangkan Urban Farming

0

Kerjha ― Ketahanan pangan mendapatkan tantangan tidak hanya pada situasi pandemi seperti saat ini, tetapi juga oleh ketidakseimbangan sistem pangan.

Menghadapi situasi ini, petani muda dari Tangerang, Siti Soraya Cassandra mengajak milenial Indonesia untuk menekuni perkebunan kota atau urban farming. Bagi Sandra, berkebun berarti mendekatkan diri pada makanan sehat dan menaruh sikap empati terhadap petani sebagai pahlawan pangan.

Sandra adalah pendiri Kebun Belajar Kumara. Ia aktif mengajak kalangan muda Indonesia untuk menekuni perkebunan kota. Saat ini Kebun Kumara yang dikelolanya telah mampu memenuhi kebutuhan dapur serta asupan serat sayur yang dihasilkan dari sebuah lahan sempit di Kota Tangerang.

“Kedekatan manusia dengan alam sudah sangat berakar di Nusantara. Bahkan dari dulu orangtua kita selalu mengajarkan untuk merawat alam. Itulah kenapa kita jadikan kebun sebagai sebuah gerakan. Kita ingin kembali pada budaya kita yang dulu, yaitu berkebun,” kata Sandra dalam diskusi daring, belum lama ini.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mendukung gerakan berkebun untuk memenuhi asupan gizi sehat masyarakat Indonesia.

Kementerian Pertanian sendiri juga memiliki program pekarangan pangan lestari (family farming) sebagai gerakan bersama untuk.meningkatkan kebutuhan pangan keluarga secara swadaya. Gerakan ini dikembangkan untuk mendukung kemandirian pangan nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pemenuhan pangan nasional. Menurut Syahrul, tantangan pertanian di masa pandemi seperti saat ini tidak mudah karena terjadi pelambatan ekonomi secara signifikan. Namun, sektor pertanian harus bergerak cepat dan dapat melaju dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Asal tahu saja, konsep family farming ini bisa menghasilkan bahan baku pangan tradisional sebagai bagian budaya masyarakat Nusantara. Bahan-bahan hasil panen lokal bisa diolah menjadi aneka kuliner khas Nusantara dan diversifikasi pangan nonberas.

“Kami memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pahlawan pangan, khususnya para petani. Tantangannya memang tidak mudah, tapi kita harus terus bergerak memberikan pangan kepada lebih dari 200 juta warga Indonesia,” ujarnya. (AJI)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *