Headline

Hingga 11 Mei, Realisasi PEN Capai Rp 172,35 Triliun

0

Kerjha ― Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 11 Mei 2021 mencapai Rp 172,35 triliun atau 24 persen dari pagu yang ditetapkan.

Dipaparkan Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, realisasi ini meliputi program kesehatan sebesar Rp 24,9 triliun atau 14,2 persen dari pagu. Program prioritas mencapai Rp 21,8 triliun atau Rp 17,6 persen dari pagu. Sedangkan realisasi program dukungan UMKM dan korporasi mencapai Rp 42,03 triliun atau 21,7 persen dari pagu dan program insentif usaha sebesar Rp 26,83 triliun atau 47,2 persen dari pagu.

Adapun rrealisasi program perlindungan sosial adalah sebesar Rp 56,79 triliun atau 37,8 persen dari pagu Rp 150,28 triliun, dengan rincian realisasi Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 48,19 persen, Kartu Sembako mencapai 38,20 persen, Bantuan Sosial Tunai sebesar 98,39 persen, serta BLT Desa sebesar 17,41 persen.

Masih menurut Airlangga, secara spasial ekonomi di sejumlah daerah juga sudah mengalami pembaikan. Bahkan sepuluh provinsi telah mencatatkan pertumbuhan positif, yaitu Riau (0,41 persen), Papua (14,28 persen), Sulawesi Tengah (6,26 persen), DI Yogyakarta (6,14 persen), Sulawesi Utara (1,87 persen), Sulawesi Tenggara (0,06 persen), Nusa Tenggara Timur (0,12 persen), Papua Barat (1,47 persen), Kepulauan Bangka Belitung (0,97 persen), dan Maluku Utara (13,45 persen).

“Di dalam catatan kami juga terlihat beberapa daerah menyumbangkan pertumbuhan terbesar, antara lain sepuluh provinsi besar yang menyumbang sekitar 77,71 persen,” ujarnya.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh sejumlah sektor yang secara spasial tumbuh positif di sebagian besar provinsi, di antaranya sektor pertanian, pengadaan listrik, pengadaan air, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan jasa kesehatan.

Menurut Airlangga, adanya kebijakan peniadaan mudik juga telah mendorong peningkatan belanja di wilayah aglomerasi.

“Juga dilaporkan oleh Bank Indonesia bahwa peredaran uang BI sebesar Rp 154,5 triliun atau meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 41,5 persen. Khusus Jabodetabek, BI mencatat penarikan dana tunai naik 61 persen atau Rp 34,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan nasional,” terang Airlangga. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *