Berita

Ikhtiar Mendukung Industri Busana Muslim Lokal

0

Kerjha — Pemerintah terus mendukung potensi industri busana muslim lokal. Langkah ini, salah satunya, dilakukan melalui ajang Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021, yang dijadikan ikhtiar sebagai momentum untuk mengembangkan industri busana, khususnya di segmen busana muslim.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Herliani Tanoesoedibjo saat menghadiri acara Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021″ di Stadion Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Herliani Tanoesoedibjo, Kamis (18/11) lalu.

“Ini merupakan langkah yang nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk-produk halal dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan industri fashion muslim dan kosmetika halal di pasar lokal maupun global,” kata Angela.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri busana muslim. Mengingat, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 231 juta jiwa atau setara dengan 13 persen dari populasi muslim dunia.

“Selain itu jumlah generasi milenial dan generasi Z di Indonesia juga mendominasi di angka 53 persen. Sehingga dengan populasi muslim yang besar dan muda, peluang terbuka sangat besar untuk pertumbuhan industri kreatif muslim, termasuk industri fashion,” katanya.

Ia mengungkapkan, dengan didukung keberagaman budaya Indonesia, tingkat kreativitas sumber daya manusia yang tinggi, serta kemampuan beradaptasi terhadap nilai-nilai berkelanjutan, Indonesia dapat menjadi trend setter dalam industri fesyen global.

Berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam pertumbuhan industri fesyen muslim di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki dengan transaksi mencapai nilai USD 21 miliar.

Angela juga mengajak para pelaku fashion muslim untuk segera beradaptasi dengan proses digitalisasi dalam bertransaksi dan memasarkan produknya. Karena pada masa pandemi Covid-19 ini, tantangan yang ada di hadapan para pelaku industri fashion muslim adalah kemampuan bisa beradaptasi lebih cepat dengan transaksi digital.

“Sepanjang 2020, transaksi perdagangan digital di Indonesia sudah mencapai lebih dari Rp 253 triliun dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 330,7 triliun pada 2021. Datangnya berbagai permintaan konsumen baik domestik maupun global pasti akan sangat dipengaruhi oleh teknologi, jadi kita perlu memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah produk dan efisiensi usaha, sehingga kita bisa memberikan karya dan solusi terbaik bagi masyarakat,” ungkapnya.

Acara ini diisi dengan fashion show yang menampilkan 36 jenama fashion muslim ternama dan diskusi perkembangan fesyen mode di Indonesia. Acara juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan, M. Luthfi, dan Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *