Berita

Ikhtiar Meningkatkan Produksi Sagu Papua Barat

0

Kerjha ― Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong lahan hutan sagu di Sorong, Papua Barat bisa dijadikan sebagai kawasan agrowisata. Langkah ini, selain untuk meningkatkan kedaulatan pangan di Papua Barat, juga mendorong agar hilirisasi yang dilakukan para stakeholder pertanian mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Ini integrated farm, tolong Muspida koordinasi bantu Bupati, kita buat industrinya, tidak hanya sagu, tidak hanya Melki (petani) membuat sagu saja, tapi sekitarnya ada peternakan, di sana ada buah horti, kemudian tanaman pangan, dan lainnya. Jadi ada integrated farm dan modern, semua yang dimiliki rakyat,” ujar Syahrul di Distrik Aimas, Kelurahan Malawi, Kabupaten Sorong, Jum’at (3/9).

Sebagai wilayah penghasil sagu terbesar di Nusantara, Syahrul berharap pertanian Papua Barat dapat ditingkatkan dengan teknologi, juga melalui pelatihan-pelatihan.

“Di sini sagunya oke, namun pertanian enggak bisa dikerjakan sendiri-sendiri, harus bersama-sama. Agrowisata, satu kali turun semua kena, jadi jangan cuma sagu, harus ada bimtek, istri harus ikut bimtek, anak muda harus kursus, kursus harus ada hasilnya, seperti sagu harus jadi mi. Kemudian ada teknologi, biar tampilan (pati) menjadi putih bersih,” tambahnya.

Ia menyebutkan beberapa syarat yang dapat menunjang pertanian di Sorong menjadi baik, mulai dari tunjangan infrastruktur alam, sumber daya manusia dan modal yang dibutuhkan seperti penerapan kredit usaha bagi masyarakat pertanian.

“Syarat pertanian bagus itu yang pertama lahannya oke, kemudiaan yang kedua airnya bagus, yang ketiga rakyatnya mau bersama pemerintah. Jangan rakyat saja pemerintahnya enggak, atau pemerintahnya saja rakyatnya enggak. Kemudian seterusnya membutuhkan pelatihan, lalu butuh modal. Pak Jokowi sudah memberikan KUR,” katanya.

Sementara itu Bupati Sorong, Jhony Kamuru menyampaikan kesediaannya untuk mengembangkan agrowisata di daerahnya.

“Pak Menteri, kami sangat bersedia untuk mengembangkan komoditi pertanian untuk memajukan Sorong. Bukan hanya bantuan dari gurbernur namun kami berharap ada bantuan langsung dari Kementerian melalui Dinas Pertanian” katanya.

Di Sorong, Syahrul juga berkesempatan meninjau lahan dan rumah pengolahan sagu sederhana milik petani Melkianos Malagam, yang mengelola kurang lebih tiga hektare lahan sagu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah mengekspor sagu pada 2020 sebesar 13 ribu ton atau senilai Rp 40 miliar. Kemudian selama kurun waktu 2020 hingga semester I-2021, volume ekspor sagu meningkat 5,1 persen.

Luasan areal sagu nasional saat ini mencapai 196.831 hektare dengan 99,65 persen areal berupa perkebunan rakyat. Papua dan Papua Barat merupakan sentra terbesar sagu nasional yang berkontribusi sebesar 29,2 persen dari areal sagu nasional. (JEM)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *