Berita

Jagung di NTB Melimpah, Siap Panen April-Mei 2021

0

Kerjha ― Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan harga jagung di tingkat petani masih cukup stabil dan tidak menunjukkan peningkatan harga yang signifikan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi meyakinkan agar sejumlah pihak tidak perlu khawatir terkait potensi kenaikan harga jagung akibat adanya penurunan produksi.

Disebutkannya, puncak panen jagung terjadi pada Maret lalu sebanyak 697 ribu hektare, kemudian April masih ada 284 ribu hektare, Mei 286 ribu hektare, dan Juni 324 hektare. Adapun provinsi dengan luasan produksi jagung terbesar adalah NTB, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Lampung, NTT dan Jawa Tengah.

“Harga jagung masih stabil, masyarakat tidak perlu khawatir karena ketersediaan jagung di lapangan masih mencukupi kebutuhan. Kita sudah petakan pabrik pakan ternak, kita mapping dengan sentra produksi dan data harga semoga ada titik temu,” ujar Suwandi.

Kementan memastikan selalu memantau harga secara harian yang dilaporkan secara online oleh Petugas Informasi Pasar (PIP).

Karena produksi pertanian bersifat musiman, sangat diperlukan juga penanganan bersama. Selain itu perlu ditunjang pula dengan adanya alat panen, alat pasca panen pengering, serta pentingnya peternak agar memiliki gudang penyimpanan.

“Perlu sama-sama bersinergi supaya punya alat dan penyimpanan yang cukup sehingga fluktuasi bisa diatasi dengan hilirisasi dan sarana logistik. Mari kita bergandeng tangan duduk bersama mencari solusi, mulai dari pasca panen, sistem gudang, yang dibackup dengan kemitraan serta memanfaatkan akses KUR dari perbankan,” terang Suwandi.

Suwandi mencontohkan di Tuban harga mulai turun Rp 200 karena masuk panen, sementara di Lombok Timur dan Bima truk mengantre mengambil hasil panen jagung.

“Secara neraca jika tiap bulan ada panen 280 ribu-300 ribu hektare maka supply demand cukup,” sebut Suwandi.

Provinsi NTB adalah salah satu sentra jagung yang saat ini sedang panen raya. Laporan dari petugas PIP Titik Wiyjayanti, di Dompu harga saat ini Rp 4.400 dengan kadar air 17 persen. Harga di NTB terlihat masih stabil di posisi kisaran angka tersebut. Bahkan, di Kecamatan Donggo dilaporkan masih 60 persen yang siap panen jagung di sepanjang gunung. “Dompu April ini masih banyak ada panen,” ujar Titin.

Di kabupaten lain seperti Lombok Timur pun hampir sama. Dilaporkan masih ada panen dengan harga jagung pipilan Rp 4.500-Rp 4.700 dengan kadar air 16 persen. Saat ini masih dilakukan proses jemur sambil dipipil dipinggir jalan.

Terpisah Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Gatut Sumbogodjati menyebutkan, di tahun ini harga jagung agak merangkak naik. Kenaikan ini ditengarai karena kenaikan harga internasional, selain karena fenomena tambahan kebutuhan jagung untuk pakan dan pangan.

Melihat peluang ini, Kementan pun mengembangkan produksi jagung tidak hanya untuk pakan ternak tapi juga untuk industri makanan minuman yang rendah aflatoksin.

“Sudah kita kerjasamakan, misalnya dengan daerah di Lampung Selatan, NTB dan Gunung Kidul. Sudah kita bina ke arah memasok industri makanan dengan jagung rendah aflatoksin. Sistem hilirsasi kita bina juga,” ujar Gatut. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *