Headline

Jokowi Kembali Gaungkan Dukungan bagi Gerakan Bangga Buatan Indonesia

0

Kerjha — Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyerukan dukungannya bagi Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Untuk kian memperkuat produk dalam negeri, ia pun meminta agar Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional Indonesia.

“Misalnya, dengan mendukung program Bangga Buatan Indonesia. Pusat perbelanjaan, mal di Jakarta sampai ke daerah, harus didorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia, khususnya UMKM. Jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh brand dari luar negeri. Ini harus mulai digeser, mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, lokasi yang baik berikan ruang untuk brand lokal,” kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3).

Menurut Jokowi, penjenamaan atau branding harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk Indonesia, dibandingkan produk luar negeri. Ia mengingatkan, penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 juta jiwa sudah seharusnya menjadi konsumen paling loyal untuk produk-produk dalam negeri.

“Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan,” tegasnya.

Di samping itu, lanjut dia, pasar ekspor juga harus mendapatkan perhatian yang serius. Untuk itu, ia meminta pasar-pasar nontradisional terus diperluas. Kepada jajarannya, Jokowi mengingatkan agar tidak terjebak pada pasar ekspor yang itu-itu saja, misalnya Uni Eropa dan Amerika.

“Banyak negara-negara yang pertumbuhan ekonominya lebih dari 5 persen, di Asia Selatan, di Eropa Timur, dan negara-negara lainnya. Harus diseriusi,” imbuhnya.

Jokowi juga meminta agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dibantu supaya lebih mampu melakukan ekspor. Menurutnya, Indonesia perlu UMKM yang menjadi eksportir dalam jumlah besar. Saat ini 90 persen pelaku ekspor adalah UMKM, namun kontribusi ekspornya hanya 13 persen. Artinya, kapasitasnya perlu ditambah dan diperbesar.

“Saya tahun lalu mengingatkan Menteri Perdagangan, Dewan Penunjang Ekspor dihidupkan lagi. Bantu UMKM agar bisa memperbaiki produksinya, memperbaiki desainnya, memperbaiki packaging, sehingga kualitasnya menjadi lebih baik. Ini harus berkolaborasi dengan kementerian/lembaga yang lain, institusi yang lain, dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM kita di pasar global,” jelasnya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *