Headline

Karya-karya Wijaya Karya di Mancanegara

0

Kerjha ― Jejak karya perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Wika) tak hanya membentang di dalam negeri. Karya-karya Wika juga telah banyak menghiasi berbagai negara. Menjelma menjadi perusahaan pelat merah berskala global, portofolio Wika setidaknya telah tersebar di 11 negara, mulai dari Asia, Timur Tengah, hingga Afrika.

Menurut Direktur Utama Wika, Agung Budi Wasito, ditopang oleh portofolio yang luas di dalam negeri serta dukungan lini bisnis nan kokoh, membuat Wika memiliki kekuatan dalam menawarkan jasa konstruksi secara lebih lengkap di pasar internasional. Selain itu, Wika juga berani masuk ke dalam proyek-proyek strategis dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Di sektor pembangunan infrastruktur kereta modern, misalnya, Wika menjadi kontraktor lokal yang paling banyak mengambil peran pada proyek MRT Jakarta, termasuk pembangunan LRT Kelapa Gading-Velodrome, Jakarta.

Kita tahu, pembangunan MRT Jakarta merupakan proyek prestius pertama di Indonesia.

“Wika juga akan bertindak sebagai satu-satunya kontraktor Indonesia yang mengerjakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung,” terang Agung melalui rilis, belum lama ini.

Ditambahkan Agung, dalam setiap pembangunan proyek yang juga melibatkan kontraktor internasional, Wika selalu berusaha seoptimal mungkin melakukan transfer knowledge dan transfer teknologi. Melalui langkah inilah, Wika memiliki kompetensi yang semakin meningkat dan dipercaya oleh para kontraktor global untuk menjadi partner dalam pengembangan bisnis di luar negeri.

Apa saja proyek yang tengah dikerjakan Wika di luar negeri? Berikut catatannya:

Niger: Presidential Palace
Setelah menorehkan sejumlah karya di Afrika Utara, Wika melebarkan sayap hingga ke Afrika Barat melalui proyek prestisius: pembangunan Istana Kepresidenan Republik Niger. Menjadi proyek pertama di Republik Niger, Wika bertanggung jawab menyelesaikan empat bangunan, yang meliputi ballroom, head of state atau bangunan pendukung di sekitar ballroom, service building atau pusat kontrol dan pavillion of president atau tempat tinggal presiden beserta keluarga.

Saat ini, tim proyek yang terdiri dari sekitar 70 pekerja asal Indonesia, sedang berfokus menyelesaikan bangunan ballroom dan mengejar target untuk merampungkannya pada Februari 2021 mendatang. Karya anak bangsa ini juga makin membanggakan dengan disematkannya nuansa Indonesia, melalui penggunaan ornamen finishing dari dalam negeri serta beberapa material penunjang dari Indonesia seperti rangka baja dari Wika Industri Konstruksi dan water heater dari Wika Industri Energi.

Meski bekerja di tengah pandemi seperti saat ini, tim proyek tidak menemukan hambatan berarti. Anggota tim yang berada lingkungan istana kepresidenan,  bekerja dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Taiwan: Sanying Metro Line
Perjalanan Wika di Taiwan dimulai saat perseroan digandeng oleh kontraktor terbesar di Taiwan, RSEA Engineering Corporation untuk mengerjakan jalur MRT inner ring road di kota New Taipei City. Jalur yang diberi nama Sanying Line ini nantinya akan membentang sepanjang 14,3 km dan menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.

Sanying Line sendiri akan menjadi stepping stone bagi pemerintah Taiwan untuk mewujudkan interegasi transportasi dari Bandara Taiwan ke New Taipei City. Pembangunan proyek yang turut melibatkan 133 pekerja Indonesia ini tengah berfokus pada pengerjaan empat stasiun di daerah Yingge dan Sanxia yang rata-rata berjarak 1,2 km antar stasiun.

Malaysia: Limbang Cable Stay Bridge
Jejak Wika di Negeri Jiran dimulai sejak 2014 silam melalui proyek Mydin Supermall di Kuching, Sarawak. Kini, Wika kembali dipercaya untuk menggarap proyek Proposed Sg. Limbang Cable Stayed Bridge di Sarawak. Digandeng salah satu BUMN di Serawak untuk menggarap  pekerjaan struktur utama jembatan, Wika mulai mengerjakan proyek jembatan yang akan menghubungkan Kota Limbang ke Brunei Darussalam ini pada 2018 lalu, dan direncanakan akan selesai pada 2021.

Jembatan full cable stayed pertama Wika di luar negeri ini terbentang sepanjang 772 meter, dengan lebar 20,5 meter di atas Sungai Limbang. Selain bermanfaat untuk pengembangan daerah-daerah baru dan peningkatan perekenomian Kota Limbang, jembatan ini juga akan menjadi ikon baru di Sarawak dan berpotensi menjadi destinasi wisata baru.

Selain penting bagi masyarakat Malaysia, Jembatan Limbang juga menjadi catatan penting bagi perjalanan karya Wika di luar negeri.

Filipina: Clarin Bridge
Sejak 2018 lalu, Wika dipercaya untuk berkontribusi memulihkan konektivitas antara Provinsi Bohol ke Pulau Panglau yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Filipina, melalui proyek Reconstruction of Clarin Bridge. Sebelumnya jembatan yang menghubungkan dua daerah tersebut sempat runtuh akibat gempa bumi pada 2013 silam.

Bersama perusahaan konstruksi Filipina, Wika menggarap jembatan Arch Bridge atau jembatan lengkung dengan panjang linear 104 meter. Melalui jembatan ini akan mempermudah akses menuju daerah pariwisata serta mempercepat mobilisasi barang dan jasa di antara kedua wilayah tersebut.

Bagi Wika, ini merupakan proyek pertama Wika di Negeri Lumbung Padi tersebut dan juga menjadi proyek jembatan Arch Bridge pertama di luar negeri. Tengah berfokus pada pengerjaan instalasi jembatan, Wika ditargetkan mampu merampungkan jembatan ini pada Desember 2020.

Myanmar: Yangon Railway Upgrading dan Yangon Mandalay Circular Improvement
Dimulai pada 2018, ini merupakan proyek perdana Wika di Negeri Pagoda Emas, setelah resmi digandeng oleh kontraktor terbesar Myanmar, Shwe Taung. Setelah hampir dua tahun menggarap perbaikan rel kereta double track sepanjang 44 km di Kota Yangon, proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2020.

Selain itu, pada tahun 2019, Wika juga digandeng oleh Tokyu Construction untuk bermitra pada proyek Yangon Mandalay Railway. Ini merupakan buah dari kepercayaan yang diterima Wika setelah terlibat dalam beberapa proyek, baik di dalam maupun di luar negeri bersama kontraktor asal Jepang tersebut.

Yangon Mandalay Railway Improvement sendiri merupakan jalur kereta antarkota di Bago State yang dirancang dengan sistem double track sepanjang 60 km. Proyek yang dicanangkan untuk meningkatkan kapasitas transportasi ini ditargetkan akan selesai pada 2021 mendatang.

Timor Leste: Soibada Bridge
Ada banyak catatan histori pembangunan Wika di Timor Leste. Jejak perusahaan BUMN ini dimulai pada 2012 lalu melalui sederet proyek prestisius seperti bandara, beberapa ruas jalan, jembatan dan dermaga yang turut menjadi pendorong roda ekonomi di negara tetangga tersebut.

Kini, di negeri berjuluk Bumi Loro Sae itu, Wika kembali dipercaya membangun infrastruktur jembatan yang akan menghubungkan Desa Soibada ke jalan utama menuju Manatutu.

Proyek jembatan yang dikenal dengan sebutan Soibada Bridge itu ditargetkan akan selesai pada Desember 2020. Melalui jembatan ini akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat Timor Leste, karena mampu meningkatkan konektivitas sekaligus kapasitas kendaraan yang sebelumnya kerap menemui hambatan ketika air sungai mengalami pasang.

Sekadar menyebut contoh, rekam jejak proyek Wika di Timor Leste antara lain Bandara Oecusse, yang menjadi menjadi proyek bandara komplet pertama di luar negeri, PLTD Hera, serta Comoro Bridge.

Selain itu, Wika juga memiliki proyek yang menjadi tonggak sejarah di luar negeri yaitu East-West Motorway Aljazair, yang merupakan proyek sipil terbesar di dunia pada saat itu dan menjadi proyek pertama di luar negeri. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *