Berita

Laba Bersih Telkom Meningkat 11,5 Persen Sepanjang 2020

0

Kerjha ― Di tengah pandemi Covid-19, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom mampu membukukan pertumbuhan yang positif dari sisi pendapatan, EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) serta laba bersih selama 2020.

Dikutip dari rilis media yang dilansir Telkom, pendapatan konsolidasi tercatat sebesar Rp 136,46 trilliun tumbuh positif sebesar 0,7 persen dibanding 2019. EBITDA perseroan pada 2020 tercatat Rp 72,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 20,80 triliun, atau masing-masing tumbuh double digit sebesar 11,2 persen dan 11,5 persen. Hal ini memberikan sinyal optimisme bahwa digitalisasi mampu menjadi motor penggerak penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, 2020 merupakan tahun yang sangat menantang dan penuh dinamika bagi sektor industri telekomunikasi yang merasakan dampak cukup besar dengan adanya pandemi. Namun tidak dapat dipungkiri, pandemi juga membawa perubahan terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, dengan tingkat adopsi digital masyarakat yang meningkat signifikan.

“Pandemi telah mempercepat transformasi digital menjadi beberapa tahun lebih cepat dan ini menjadi ruang akselerasi bagi Telkom. Sejalan dengan langkah perseroan untuk bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom memberikan dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital. Kami berkomitmen terus hadir memberikan kemudahan kepada masyarakat yang di masa pandemi harus melaksanakan beragam aktivitasnya secara digital dari rumah termasuk untuk bekerja dan belajar,” ujar Ririek.

Pandemi Covid-19 mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih besar akan akses internet di rumah. Menangkap fenomena tersebut, Telkom berupaya untuk memenuhi permintaan masyarakat yang meningkat sepanjang 2020 dengan melayani penambahan pelanggan IndiHome lebih dari 1,01 juta. Sehingga pada akhir 2020 jumlah pelanggan IndiHome mencapai 8,02 juta pelanggan atau tumbuh 14,5 persen jika dibanding akhir 2019. Kondisi ini berdampak positif bagi perusahaan di mana IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 21,2 persen menjadi Rp 22,2 triliun dibanding tahun lalu dan memposisikan diri sebagai internetnya Indonesia dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.

Untuk segmen Mobile, Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mencatat kenaikan trafik data yang cukup besar hingga 43,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 9.428 petabyte, seiring dengan semakin besarnya kebutuhan layanan data, khususnya dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat akibat dampak pandemi. Hal ini tidak lepas dari kontribusi dari 169,5 juta pelanggan Telkomsel dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 115,9 juta pelanggan atau meningkat 5,2 persen dibanding tahun lalu. Sepanjang 2020, pendapatan Digital Business Telkomsel tumbuh sebesar 7,0 persen menjadi Rp 62,33 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis legacy ke layanan digital business. Kontribusi pendapatan dari Digital Business meningkat menjadi 71,6 persen dari total pendapatan Telkomsel, dari 63,9 persen pada tahun sebelumnya.

Sebagai upaya mendukung dunia pendidikan selama masa pandemi, Telkomsel menghadirkan inisiatif Merdeka Belajar Jarak Jauh (MBJJ) yakni penawaran spesial kuota belajar bagi masyarakat Indonesia untuk mengakses e-learning dan kuota untuk platform konferensi video.

Pada 2020, Telkomsel membangun 27,7 ribu Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru sehingga sampai dengan akhir 2020, Telkomsel telah memiliki total BTS lebih dari 231 ribu unit dengan 78 persen di antaranya adalah BTS 3G/4G.

Pada segmen Enterprise, fundamental bisnis yang semakin sehat sebagai hasil penerapan kebijakan Telkom untuk berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi, menghasilkan penurunan biaya operasi terutama dari biaya perangkat pelanggan di segmen ini. Sebagai hasilnya, segmen Enterprise membukukan pendapatan 2020 sebesar Rp 17,7 triliun.

Bahkan pada kuartal empat 2020, pendapatan segmen Enterprise mencapai Rp 6,3 triliun, tumbuh signifikan sebesar 67,9 persen dibanding kuartal tiga 2020. Pencapaian ini disumbang oleh pendapatan dari data center & cloud, application services, dan enterprise broadband.

Selanjutnya, segmen Wholesale & International Business yang merupakan enabler strategis seluruh segmen bisnis TelkomGroup, juga menunjukkan kinerja yang baik dengan peningkatan pendapatan sebesar 27,3 persen YoY menjadi Rp 13,5 triliun. Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi, voice wholesale, data center, dan inisiatif inorganik. Saat ini perseroan tengah mempersiapkan rencana unlocking value Mitratel demi meningkatkan valuasi dan memperkuat portofolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup.

Pada segmen ini perseroan juga terus mengembangkan inisiatif neuCentrIX dalam melayani market wholesale industri telekomunikasi dan ekosistem digital melalui penyediaan layanan data center yang terintegrasi dengan infrastruktur backbone yang memiliki coverage terluas dan berdaya saing global.

Sejalan dengan langkah transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom terus mengembangkan beragam layanan digital, baik untuk segmen konsumer maupun enterprise. Telkom mendukung pengembangan khususnya pada lima ekosistem, yakni UMKM, pendidikan, kesehatan, logistik, dan agrikultur. Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Telkom bersama delapan BUMN lain mendukung inisiatif Kementerian BUMN menghadirkan Pasar Digital UMKM atau PaDi UMKM, yaitu platform aplikasi aggregator e-commerce bagi UMKM untuk memperoleh akses pasar lebih luas, khususnya dari BUMN.

Total belanja modal perseroan pada 2020 tercatat sebesar Rp 29,4 triliun atau 21,6 persen dari total pendapatan. Penyerapan belanja modal di 2020 lebih kecil daripada rencana proyeksi dikarenakan pandemi yang mengakibatkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya untuk meningkatkan kapabilitas digital, meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut serta menara telekomunikasi dan data center.

Sementara untuk mendukung perekonomian nasional, Telkom mencatat nilai besaran Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41.6 persen dari belanja Capex dan 92 persen dari belanja Opex pada 2020. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *