Oleh 
Kerjha ― Kereta bikinan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA, dipesan Bangladesh dan Filipina. Jumlah pemesanannya pun tergolong jumbo.
Pesanan dari Bangladesh, misalnya, mencapai 200 kereta penumpang. Sampai akhir 2019 lalu, INKA telah menyelesaikan dan mengirim 114 kereta ke negara itu.
Sedangkan, pesanan dari Filipina antara lain enam “trainset” Diesel Multi Unit (DMU), tiga lokomotif, dan 15 kereta penumpang dengan nilai kontrak keseluruhan mencapai Rp 792 miliar.
Khusus untuk tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang, nilai kontraknya mencapai 1,3 miliar Peso atau sekitar Rp 362 miliar.
Adapun, dua dari empat kereta DMU pesanan Filipina tersebut sudah dikirimkan pada Desember 2019 silam. Sedangkan sisanya, maksimal akan dikirim pada akhir Juli 2020.
Lokomotif dan kereta penumpang pesanan dari Philippine National Railways (PNR), perusahaan kereta api Filipina, itu mulai diujicobakan dari Stasiun Kertosono hingga Stasiun Madiun.
“Ini merupakan uji coba pertama. Ada tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang pesanan Filipina yang diuji coba,” terang Project Manager Filipina PT INKA (Persero) Dadik Pranata di Madiun, seperti dikutip dari Antara, Senin (22/6).
Uji coba pertama itu, menurut Dadik, dilakukan sebelum uji coba sesungguhnya sepanjang 2.000 kilometer yang rencananya akan digelar pada 24-30 Juni 2020.
“Sejauh ini, hasil uji coba pertama berjalan lancar dan tidak ada kendala yang berarti. Hanya perlu sedikit penyempurnaan di sisi lokomotif. Itu pun minor sekali,” ungkapnya.
PT INKA menargetkan pengerjaan kereta penumpang dan lokomotif pesanan Filipina ini selesai tepat waktu, sehingga dapat segera dikirimkan.
Selain pesanan dari Bangladesh dan Filipina, PT INKA yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur juga menggarap pesanan PT KAI (Persero).
Dari sejawatnya PT KAI, perusahaan ini menggarap LRT Jabodebek dengan 31 trainset atau 186 kereta. INKA sudah merampungkan dua trainset LRT, dan telah dikirim ke Stasiun Cibubur. (NUR)
Comments