Headline

Lima BUMN Garap Megaproyek di Afrika Senilai USD 11 Miliar

0

Kerjha ― Kinerja perusahaan BUMN kita kian diakui dunia. Hal ini dibuktikan PT INKA (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT LEN (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), serta PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang dipercaya menggarap megaproyek di Afrika senilai USD 11 miliar.

Bersama investor TSG Group yang berpusat di Amerika Serikat, kelima BUMN tersebut telah menindaklanjuti kesepakatan bersama berupa Master Framework Join Development Agreement (MFJDA) dengan pemerintah Democratic Republic of the Congo (DRC) atau Republik Demokratik Kongo.

Hasil tindak lanjut kesepakatan pertama itu diwujudkan dalam dua kesepakatan antara TSG Group dengan perusahaan BUMN berupa Master Implementation Join Development Agreement (MIJDA) dan antara TSG Group dengan DRC Build Own Operate Transfer (BOOT) di Kantor PT INKA (Persero) Madiun, Rabu (14/10).

Menurut Direktur PT INKA (Persero) Budi Noviantoro, PT INKA akan memproduksi kebutuhan transportasi di Kongo. Berbagai jenis kereta nantinya akan diproduksi, termasuk infrastruktur perkeretaapiannya yang akan digarap BUMN lain di Indonesia.

“PT INKA (Persero) akan menjadi project developer untuk perkeretaapian dan intermoda di DRC. INKA akan membuat lokomotif, gerbong barang, kereta rel diesel elektrik (KRDE) dan kereta rel listrik (KRL). Kemudian akan kita ajak beberapa BUMN Karya untuk mengerjakan infrastruktur perkeretaapiannya di sana,” jelas Budi.

Proyek dengan nilai total sekitar USD 11 miliar ini, lanjut dia, akan dimulai dari fase I dengan target empat tahun, mulai 2021. Pada fase I yang akan dikerjakan meliputi proyek kereta api Kinsasha Urban Loop Line, yakni transportasi di daerah perkotaan kemudian dilanjutkan jalur Kinsasha menuju Matadi Port dan Banana Port.

“Panjang jalur kereta untuk fase pertama ini sekitar 580 kilometer dengan target Kinsasha Urban Loop Line serta jalur kereta menuju Matadi Port dan Banana Port. Kemudian akan lanjutkan ke fase berikutnya hingga total jalur 4.100 kilometer terbangun yang mencakup wilayah utara dan selatan DRC,” tuturnya.

Selain proyek perkeretaapian, PT INKA (Persero) juga turut serta dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Mega Watt peak (MWp) di Kinshasa, Kongo. PT Len Industri (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT INKA (Persero) merupakan konsorsium yang akan mengerjakan proyek tersebut.

Acara groundbreaking proyek PLTS tersebut telah dilakukan pada 19 Agustus 2020 lalu bertempat di daerah Kinshasa. Pada kesempatan tersebut hadir Presiden Kongo Felix Tshisekedi, CEO TSG Global Hodings Dr. Rubar Sandi, dengan disaksikan oleh pejabat dari instansi tekait.

Ditambahkan Budi Noviantoro, selain untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat sekitar, PLTS tersebut nantinya juga akan dimanfaatkan untuk memasok listrik di sektor transportasi, salah satunya untuk mendukung operasional KRL.

Ekspansi ke Kongo ini kian menambah supply record PT INKA (Persero) ke pasar luar negeri, setelah 250 kereta pesanan Bangladesh dikirim awal Oktober 2020 lalu.

Proyek lain yang saat ini sedang dikerjalan PT INKA (Persero) yakni tiga lokomotif dan 15 kereta Commuter ke Filipina senilai Rp 363 miliar dan 31 trainset LRT untuk PT KAI (Persero) sebesar Rp 3,9 triliun. (PAU)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *