Berita

LPEI Tingkatkan Kapasitas Produksi Desa Devisa Klaster Udang

0

Kerjha ― Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, terus berkomitmen untuk mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, LPEI yang merupakan salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan pun melakukan berbagai upaya. Salah satunya, meresmikan Desa Devisa Klaster Udang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada 15 Juli 2022 lalu.

Daerah tersebut merupakan salah satu wilayah penghasil udang di Jawa Timur yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor, terutama untuk udang Vaname. Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) yang tergabung di dalamnya sekitar 20 petambak udang yang tersebar di empat kecamatan dan enam desa di Kabupaten Situbondo.

Sebagai tindak lanjut dari komitmennya, LPEI memberikan alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang. Adapun alat produksi yang diberikan LPEI berjumlah 10 unit dengan penerima manfaat sebanyak 80 petambak.

“Kincir air yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi petambak dengan mengurangi potensi gagal panen udang karena jika satu kincir air rusak akan terdapat kincir air lainnya sebagai back-up, sehingga sirkulasi oksigen dalam tambak masih terjaga,” jelas Kepala Divisi Jasa Konsultasi Gerald Grisanto melalui keterangan resminya, dikutip Rabu (7/12).

Gerald melanjutkan, dengan pemberian kincir air, Survival Rate (SR) udang dapat meningkat menjadi 80-90 persen dari sebelumnya di kisaran 70-80 persen. Harapannya, kapasitas produksi udang dapat meningkat sebesar sekitar 30 persen menjadi 40-60 ton dalam setiap siklus produksi.

“Sebagai wujud dukungan untuk mengukuhkan ekspor nasional, LPEI akan terus memberikan pendampingan secara berkesinambungan melalui program Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Hal ini kami lakukan untuk menciptakan kepastian hasil panen petambak serta mengembangkan kapasitas dan daya saing produk,” ujar Gerald. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *