Berita

Menilik Capaian BUMN Perikanan Setelah Setahun Merger

0

Kerjha ― PT Perikanan Indonesia (Perindo) telah melakukan berbagai transformasi usai satu tahun melakukan merger dengan PT Perikanan Nusantara. PT Perikanan Indonesia kini menjadi satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor perikanan Indonesia.

PT Perikanan Indonesia bersama PT Perikanan Nusantara resmi melakukan merger melalui akta penggabungan pada 2 Desember 2021. Penandatanganan akta penggabungan tersebut merupakan tindak lanjut atas terbitnya PP Nomor 99 Tahun 2021 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Indonesia yang dilansir pada 15 September 2021.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia, Sigit Muhartono mengatakan, penggabungan BUMN Perikanan satu tahun yang lalu harus memberikan nilai positif, baik bagi pemegang saham, manajemen, karyawan hingga masyarakat dan industri perikanan.

Selama satu tahun, PT Perikanan Indonesia terus berbenah dan bertrasformasi menjadi perusahaan yang mampu menciptakan ekosistem perikanan berkelanjutan dari hulu hingga hilir.

“Kami sudah bertransformasi dalam satu tahun ini. Dan kami berkomitmen terus bertransformasi di tahun-tahun berikutnya untuk menjadi perusahaan perikanan terbesar pada 2026, sesuai visi perusahaan,” katanya dalam acara Refleksi Satu Tahun Merger PT Perikanan Indonesia dengan tema Bersama Meraih Cita, Bersatu Kita Mampu, Jumat (2/12) lalu.

Dalam perjalanan bisnis pasca merger, PT Perikanan Indonesia mampu melakukan transformasi kinerja keuangan dengan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization) dari semula negatif menjadi positif.

Selama satu tahun ini, PT Perikanan Indonesia juga menorehkan hasil ekspor yang gemilang ke beberapa negara tujuan. Pertama, ekspor gurita dari Unit Simeulue ke Jepang yang rutin dilakukan setiap bulannya dengan volume 15 ton setiap ekspor.

Kedua ekspor gurita dari Cabang Makassar ke Amerika Serikat sebanyak 17,9 ton. Berikutnya, ekspor tuna loin natural beku dari Cabang Ambon ke Jepang sebanyak 10,8 ton, dan ekspor ikan tuna dari Cabang Bitung ke Singapura,

Selain itu, PT Perikanan Indonesia juga menyuplai ikan tuna yang sudah diproses menjadi tuna saku, tuna steak dan tuna center cut dari Cabang Benoa ke Amerika Serikat.

Belum lama ini, PT Perindo juga mengekspor ikan cakalang sebanyak 51 ton dari Jakarta ke Jepang.

“Melalui ekspor ini, kami menjalankan amanah pemerintah sesuai dengan tujuan penggabungan BUMN Perikanan di mana salah satunya harus meningkatkan ekspor produk perikanan Indonesia ke pasar internasional serta meningkatkan pendapatan pajak dan dividen bagi negara,” ujar Sigit.

Dalam proses ekspor, juga selalu melibatkan nelayan lokal dalam melakukan penangkapan ikan. Dengan begitu, PT Perikanan Indonesia selalu meningkatkan inklusivitas nelayan dengan menyerap hasil tangkapan nelayan (off take), meningkatkan nilai tukar nelayan serta memberikan kemudahan nelayan dalam berproduksi.

Memperingati satu tahun pasca merger, PT Perikanan Indonesia juga berperan aktif memangkas angka stunting di Indonesia melalui ajakan mengonsumsi ikan sebagai sumber protein terbaik. Hal ini dilakukan dengan bagi-bagi ikan kepada masyarakat di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

“Tujuan dari aksi berbagi ikan ini yakni untuk mencegah terjadinya stunting atau gagal tumbuh di kalangan masyarakat perikanan melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan,” sebutnya.

Sigit menambahkan, penerima bantuan merupakan warga di kawasan pelabuhan, petugas kebersihan pelabuhan dan keluarga nelayan. Program ini merupakan tindak lanjut dari bagi-bagi ikan memperingati Hari Ikan Nasional (Harkanas) pada 21 November lalu yang sukses diselenggarakan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.

Transformasi lainnya, PT Perikanan Indonesia merambah bidang retail untuk meningkatkan kualitas mutu produk perikanan. Hal ini dilakukan dengan meluncurkan tiga segmentasi produk ritel Tukato Seafood. Segmentasi dibagi menjadi tiga berdasarkan pangsa pasar yaituTukato Bay, Tukato Sea dan Tukato Ocean.

Selain itu, PT Perikanan Indonesia telah merumuskan transformasi di 2023. Di antaranya, revitalisasi pengelolaan pelabuhan perikanan yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Hal ini mampu mengerek pendapatan perusahaan dari bisnis kepelabuhanan, seperti penyediaan perbekalan kapal, BBM, air bersih dan digitalisasi tambat labuh bekerjasama dengan KKP dan yang lainnya.

Kemudian untuk meningkatkan peran BUMN dalam ketersediaan ikan sebagai salah satu item cadangan pangan pemerintah, PT Perikanan Indonesia akan bertransformasi dengan mengikuti program Penangkapan IkanTerukur (PIT) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan begitu, PT Perindo sekaligus ikut mengimplementasikan ekonomi biru melalui program pemerintah ini.

“Dengan bertransformasi dalam pengelolaan pelabuhan dan penangkapan ikan terukur, kami optimis akan mewujudkan visi menjadi perusahan perikanan terbesar di 2026 secara bertahap,” tuturnya.

Untuk diketahui, PT Perikanan Indonesia merupakan BUMN yang bergerak di bidang pengolahan dan perdagangan ikan, jasa kepelabuhanan perikanan dan pabrik pakan ikan. PT Perikanan Indonesia memiliki 12 Kantor cabang dan 21 kantor unit di seluruh Indonesia. Adapun jangkauan ekspor perikanan sudah mencapai sembilan negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Filiphina, China, Taiwan, Mesir, Singapura dan Korea Selatan. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *