Berita

Mereka Mengembangkan Eduwisata Arboretum Gambut Marsawa Riau

0

Kerjha ― Dengan telaten Sadikin menjelaskan cara menanam kantong semar kepada pengunjung Eduwisata Arboretum Gambut Marsawa di Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Riau. Sadikin, lelaki berusia 50 tahun itu, adalah pengelola Arboretum Gambut, pusat eduwisata gambut terbesar di Provinsi Riau. Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sungai Pakning pada 2014-2015 lalu, terdapat lahan seluas 1,1 hektare yang tidak ikut terbakar.

Kepada para pengunjung, Sadikin, peraih Kalpataru kategori Perintis Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2020, juga memaparkan, kantong semar atau Nephentes dikenal sebagai tumbuhan karnivora, pemangsa serangga dan hewan-hewan kecil. Di tempat ini, ada sekitar tujuh spesies Nephentes. Dua di antaranya berstatus dilindungi yakni Nephentes Sumatrana, Nephentes Spectabilis.

“Lahan tersebut memiliki biodiversitas khas gambut yang beragam seperti meranti, mentangor, gaharu, geronggang, gelam, dan berbagai jenis kantong semar (Nephentes) sehingga masyarakat tergerak untuk menjaga kelestarian ekosistem lahan ini melalui kegiatan konservasi secara mandiri,” ujar Sadikin.

Agar berkembang menjadi lokasi eduwisata, Sadikin dan warga lainnya yang sering berinteraksi dengan Pertamina Kilang Unit Produksi Sei Pakning, mengajukan untuk mengembangkan fasilitas konservasi lahan gambut.

“Mimpi kami waktu mengajukan permohonan ke Pertamina adalah agar dapat membantu mewujudkan pengembangan Arboretum Gambut, dengan fasilitas penunjang seperti Saung Edukasi, Rumah Bibit dan Musholla,” imbuhnya.

Gayung bersambut, hingga lahirlah Arboretum Gambut Marsawa, yang kini telah menjadi lokasi konservasi tanaman khas gambut serta pembibitan kantong semar. Bagi siswa-siswa sekolah dasar di Kecamatan Bukit Batu, lokasi ini menjadi tujuan outbond sekolah dasar dengan materi Pendidikan Cinta Lingkungan Dini dan Pengenalan Ekosistem Gambut. Pengembangan program di Arboretum Gambut sebagai sarana eduwisata, juga mendapat dukungan dari Pertamina, melalui program tanggung jawab sosialnya.

“Arboretum Gambut Marsawa lambat laun menjadi laboratorium bagi siswa-siswi sekolah dasar untuk mempelajari lebih lanjut karakteristik lahan gambut, penanaman pohon, dan cara mencegah terjadi kebakaran di lahan gambut. Selain itu, lokasi ini juga menjadi objek penelitian skripsi, tesis, serta disertasi bagi mahasiswa yang memiliki topik penelitian terkait biodiversitas di lahan gambut,” kata Area Manager Comrel & CSR RU II Dumai, Imam Rismanto.

VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menambahkan, program yang dilaksanakan Pertamina Kilang Unit Produksi Sei Pakning bersama masyarakat untuk mewujudkan Arboretum Gambut sebagai implementasi dari salah satu Sustainable Development Goals (SDGs) ke-15 yakni menjaga ekosistem darat dan SDGs ke-8, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

“Praktik ini juga sejalan dengan upaya perusahaan dalam melindungi keanekaragaman hayati, dan sejalan dengan praktik Environment, Sosial and Governance (ESG) yang menjadi komitmen perusahaan,” jelas Arya.

Di masa pandemi, Arboretum Gambut sebagai sarana pendidikan dan penelitian keragaman hayati, terus beradaptasi agar keberadaannya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan penelitian.

“Awal pandemi 2020, Arboretum Gambut sempat ditutup. Kemudian setelah berdiskusi bersama masyarakat akhirnya dibuka kembali, dengan membatasi kunjungan dan menerapkan protokol Covid-19. Kami juga menambahkan fasilitas Marsawa Cafe. Area terbuka sebagai tempat berdiskusi yang dilengkapi dengan kantin dan sarana promosi produk masyarakat,” kata Imam.

Belum lama ini, Arboretum Gambut Marsawa juga menjadi pusat kegiatan Research Grant yang diikuti oleh mahasiswa dari kampus-kampus di provinsi Riau. Selain menjadi lokasi penelitian, Arboretum Gambut juga menjadi sentra pembuatan pupuk kompos yang digunakan oleh para petani nanas lahan gambut. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *