Headline

Optimalkan Bendungan Rotiklot, Pemerintah Kembangkan Food Estate di Atambua

0

Kerjha ― Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3, kini dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan lumbung pangan (food estate) di Atambua, Belu, NTT dengan mengoptimalkan teknologi sprinkler.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. “Kunci kemajuan di NTT adalah air. Ketersediaan air dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan dan lainnya,” kata Menteri Basuki.

Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Iriandi Azwartika mengatakan, fungsi utama Bendungan Rotiklot yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2019 lalu, adalah untuk irigasi permukaan seluas 140 hektare dan pasokan air baku sebesar 40 liter per detik.

“Sesuai arahan Menteri PUPR dikembangkan untuk irigasi perpipaan menggunakan sprinkler dengan lahan pengembangan food estate seluas 55 hektare,” kata Iriandi.

Iriandi menyatakan, penggunaan sprinkler di pengembangan food estate Atambua karena merupakan daerah yang tandus sehingga pemanfaatan paling tepat adalah dengan menggunakan sprinkler. “Karena jenis tanahnya yang tidak membutuhkan banyak air jadi lebih hemat air dengan sprinkler dan komoditi tanamannya juga berupa holtikultura jagung,” jelasnya.

Ditambahkan Iriandi, pengembangan sprinkler yang digunakan juga produk kerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai dukungan terhadap pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19.

“Sprinkler ini didukung dengan reservoar dan rumah pompa yang mengambil air dari Bendungan Rotiklot. Masing-masing sprinkler mampu mengeluarkan tekanan air sebesar 4 bar dengan jangkauan sekitar 33 meter,” tutur Iriandi.

Menurutnya, pengembangan food estate membutuhkan koordinasi antar kementerian dan dengan pemerintah daerah. “Kementerian PUPR memberikan dukungan sarana pengairannya, umtuk proses penanaman hingga panen ada di Kementerian Pertanian dan pemda lewat Dinas Pertanian,” ujarnya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) II Provinsi NTT Agus Sosiawan mengatakan, pelaksanaan fisik dukungan pengembangan food estate tersebut dimulai pada Maret 2021. “Pada Agustus 2021 sprinkler mulai terpasang dan saat ini sudah sebanyak 250 sprinkler yang beroperasi dan akan ditambah 150 buah lagi,” ujarnya.

Dikatakan Agus, pelaksanaan pemasangan irigasi perpipaan dengan menggunakan sprinkler tersebut dilaksanakan oleh kontraktor PT Permata Maju Jaya dengan nilai kontrak sebesar Rp 20 miliar. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *