Headline

Pemerintah Bangun Bendungan Rukoh di Aceh 

0

Kerjha ― Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh. Di Negeri Serambi Mekkah, pemerintah juga membangun Bandungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara dan Bendungan Tiro di Kabupaten Pidie. Pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi sawah seluas hampir 12.000 hektare.

Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Aceh.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.

Sementara Kepala Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Djaya Sukarno mengatakan, Bendungan Rukoh berada di aliran Sungai Krueng Rukoh ini memiliki luas area genangan mencapai 716,10 hektare dan disiapkan untuk menampung air hingga 128,66 juta meter kubik. Bendungan ini akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro Raya seluas 11.950 hektare, khususnya di Kecamatan Keumala dan Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.

Djaya Sukarno menerangkan, bangunan pengarah Bendungan Rukoh dibangun sejak akhir 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,5 triliun. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor, PT Nindya Karya (Persero) untuk paket 1. Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti. “Saat ini progres konstruksinya telah mencapai 28 persen dan ditargetkan akan rampung pada 2023,” terang Djaya Sukarno.

Selain sebagai sumber irigasi, kata Djaya Sukarno, bendungan tipe zonal dengan inti tanah kedap air tersebut, diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3 per detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titue dan kecamatan lannya di Kabupaten Pidie.

Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar  (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai destinasi wisata.

Di Provinsi Aceh, Kementerian PUPR melalui BWS Sumatera I, juga tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara. Progres konstruksinya saat ini telah mencapai 65 persen dan ditargetkan akan rampung pada 2023.

Sebelumnya pada 2016 juga telah diselesaikan pembangunan Bendungan Rajui di Kabupaten Pidie berkapasitas tampung 2,67 juta meter kubik untuk mengairi areal persawahan seluas 3.000 hektare. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *