Oleh 
Kerjha ― Rumah Sakit Jiwa (RSJ) merupakan fasilitas kesehatan yang wajib ada di setiap provinsi di Indonesia. Hal itu diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, Pasal 52, ayat 2, yang menyebutkan “Pemerintah Daerah Provinsi wajib mendirikan paling sedikit 1 (satu) rumah sakit jiwa”.
Akan tetapi, masih ada enam provinsi di Indonesia yang belum memiliki fasilitas RSJ. Keenamnya yakni Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara dan Kepulauan Riau.
Tidak adanya fasilitas kesehatan jiwa di beberapa daerah tersebut bisa mengakibatkan kurangnya penanganan masalah kesehatan jiwa.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dirinya telah meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk mempercepat pembangunan RSJ di enam provinsi.
“Saya sudah meminta kepada Pak Menkes supaya pembangunan RSJ di enam provinsi diprioritaskan. Kita harapkan sebelum 2024, enam RSJ itu sudah terbangun,” ujarnya saat berkunjung ke RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin, Kamis (13/7).
Lebih lanjut, Menko PMK mengatakan, untuk mempersiapkan operasional dan tenaga kesehatan di enam RSJ tersebut nantinya akan dilakukan resource sharing dari RSJ yang sudah ada.
“Jadi mereka tidak perlu merekrut 100 persen tenaga baru. RSJ yang sudah bagus seperti RS Soeharto Herdjaan saya kira termasuk RSJ terbaik yang nanti bisa mengirim SDM ke sana untuk memberikan pembimbingan calon tenaganya,” ujarnya.
Selain itu, Muhadjir mengatakan, untuk calon tenaga kesehatan yang akan bertugas di enam RSJ itu juga akan ditugaskan di RSJ yang ada untuk mendapatkan ilmu-ilmu dalam menangani pasien.
“Biar magang dulu di RS yang ada supaya mendapatkan pengalaman. Itu targetnya,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono tampak berkeliling dan mengunjungi pasien RSJ Soeharto Heerdjan. Muhadjir pun berbincang dengan beberapa pasien RSJ dan membeli beberapa karya yang dihasilkan pasien RSJ. (ELA)
Comments