Headline

Pemerintah Siapkan Insentif Hilirisasi Batu Bara

0

Kerjha ― Pemerintah akan memberikan berbagai insentif untuk proyek hilirisasi batu bara. Melalui langkah ini diharapkan sektor hilir bisa jadi lebih ekonomis dan kompetitif, sehingga nantinya dapat semakin berkembang.

“Banyak insentif yang kita berikan, supaya hilir (batu bara) ini bisa ekonomis dan kompetitif,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif seperti dilansir dari laman esdm.go.id, Minggu (10/1).

Program hilirisasi batu bara menjadi sasaran utama pemerintah ke depan. Salah satu proyek hilirisasi yang tengah dilakukan adalah gasifikasi batu bara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) yang nantinya digunakan untuk substitusi Liquefied Petroleum Gas atau LPG.

Apabila proyek gasifikasi ini berkembang, ungkap Arifin, maka secara signifikan dapat menekan angka impor LPG karena produk DME bisa menjadi substitusi LPG. Apalagi impor LPG dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya permintaan LPG di Tanah Air.

“Karena pemanfaatan hilirisasi batu bara itu bisa menjadi substitusi LPG. Kalau bisa substitusi LPG, maka ini bisa amankan devisa cukup besar. Pemakaian LPG tiap tahun terus meningkat dan kita punya batu bara untuk memproduksi DME,” terang Arifin.

Sebelumnya, pada Rapat Terbatas beberapa waktu silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia harus bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah, salah satunya batu bara, menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. Hal tersebut harus dijalankan secara konsisten.

Indonesia, tegasnya, harus bergerak untuk pengembangan industri turunan dari batu bara, mulai dari industri peningkatan mutu (upgrading), pembuatan briket batu bara,  pembuatan kokas,  pencairan batu bara,  gasifikasi batu bara, hingga campuran batu bara-air.

“Saya yakin dengan mengembangkan industri turunan ini, kita akan mampu meningkatkan nilai tambah dari komoditas berkali-kali lipat, mengurangi impor bahan baku yang dibutuhkan beberapa industri dalam negeri, seperti industri baja dan industri petrokimia, serta yang tidak kalah penting tentu kita bisa membuka lapangan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya,” tegas Jokowi.

Menurutnya, ada beberapa prioritas yang bisa dilakukan dalam meningkatkan nilai batu bara, seperti program gasifikasi batu bara atau coal to dimethyl ether (DME).

“Gasifikasi batu bara menjadi syngas yang diperlukan industri petrokimia serta dimethyl ether (DME) yang sangat penting sebagai substitusi dari LPG. Kita tahu LPG kita ini masih impor, sehingga (gasifikasi) bisa mengurangi impor LPG kita,” ujarnya. (JEM/Foto: ESDM)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *