Headline

Penanganan Pandemi Covid-19 Terus Tunjukkan Kemajuan

0

Kerjha ― Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan hasil positif. Hal tersebut terlihat dari evaluasi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali yang terus dilakukan setiap minggunya.

Dalam evaluasi ini, semua indikator dan permasalahan di lapangan terus dievaluasi, terutama beberapa indikator utama seperti level asesmen situasi pandemi dan capaian vaksinasi.

“Asesmen situasi pandemi di luar Jawa-Bali memperlihatkan terjadi perbaikan yang signifikan dari minggu ke minggu. Dibandingkan di awal PPKM, jumlah kabupaten dan kota level 4 turun dari 132 kabupaten dan kota menjadi 0 kabupaten dan kota, sementara itu kabupaten dan kota level 1 naik tajam dari 0 kabupaten dan kota menjadi 77 kabupaten dan kota,” jelas Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers evaluasi PPKM secara virtual di Jakarta, Senin (11/10).

Membaiknya pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia terlihat dari data Johns Hopkins University. Indikator jumlah kasus konfirmasi harian di Indonesia yaitu 3,69 kasus per 1 juta penduduk, jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Singapura 516,4 kasus, Inggris 589,7 kasus, serta India 12,1 kasus. Juga data Reproduction Rate (Rt) Indonesia sebesar 0,70 yang berarti dalam kategori terkendali, jauh lebih baik daripada Singapura yang sebesar 1,12, Inggris sebesar 1,09 dan India sebesar 0,85.

Secara nasional kasus aktif per 18 Oktober sebesar 17.374 kasus atau 0,43 persen (dari 4,2 juta total kasus), jauh di bawah rata-rata kasus global yang sebesar 7,3 persen (17,8 juta kasus aktif dari 241,5 juta total kasus). Jumlah rata-rata penambahan kasus konfirmasi harian dalam tujuh hari ke belakang (7DMA) juga terus menunjukkan tren penurunan. Per 18 Oktober 2021, penambahan kasus harian sebesar 626 kasus atau secara rata-rata tujuh hari (7DMA) berada di angka 975. Jumlah rata-rata orang diperiksa dalam tujuh hari ke belakang (7DMA) juga relatif stabil di kisaran 170 ribu orang.

Apabila dilihat dari masing-masing kelompok provinsi, jumlah kasus yang sembuh (RR), kasus kematian (CFR), dan penurunan jumlah total kasus aktif, yakni:

• Sumatera: RR= 95,78 persen dan CFR = 3,56 persen dengan penurunan -95,64 persen
• Nusa Tenggara: RR = 97,05 persen dan CFR = 2,34 persen dengan penurunan -95,66 persen
• Kalimantan: RR = 96,27 persen dan CFR = 3,16 persen dengan penurunan -95,84 persen
• Sulawesi: RR = 96,46 persen dan CFR = 2,63 persen dengan penurunan -93,69 persen
• Maluku & Papua: RR = 95,84 persen dan CFR = 1,75 persen dengan penurunan -89,27 persen

Sementara, tingkat RR nasional = 96,19 persen, CFR nasional = 3,38 persen, dan penurunan kasus aktif nasional = -95,69 persen.

Level asesmen per 16 Oktober untuk 27 provinsi di luar Jawa-Bali juga cukup baik, di mana sudah tidak ada provinsi di level 4, hanya ada satu Provinsi di level 3, dan sebanyak 23 provinsi di level 2. Sedangkan di level 1 sudah ada tiga provinsi (Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau).

Untuk di tingkat kabupaten dan kota di luar Jawa-Bali (sebanyak 386 kabupaten dan kota), sudah tidak ada kabupaten dan kota di level 4, hanya ada 24 kabupaten dan kota di level 3, sebanyak 285 kabupaten dan kota di level 2, dan sudah ada 77 kabupaten dan kota di level 1. Sedangkan enam kabupaten dan kota yang menerapkan PPKM level 4 pada periode ini, masih ada tiga kabupaten dan kota lainnya yang masih tetap pada level asesmen 3 (Bangka, Bulungan, dan Tarakan), namun sudah ada tiga kabupaten dan kota yang mengalami perbaikan ke level 2 (Pidie, Padang, dan Banjarmasin).

“Namun demikian, untuk penetapan level PPKM, selain mendasarkan pada data level asesmen situasi pandemi dari Kemenkes, juga mempertimbangkan capaian vaksinasi, di mana untuk kabupaten dan kota yang capaian vaksinasi dosis pertama masih kurang dari 40 persen, akan dinaikkan satu tingkat level PPKM yang lebih tinggi,” ungkap Airlangga.

Pelaksanaan PPKM untuk luar Jawa-Bali akan diperpanjang dari 19 Oktober hingga 8 November 2021, namun dengan tetap dilakukan evaluasi secara mendalam di setiap minggu. Pembatasan kegiatan masyarakat sesuai level asesmen di wilayah masing-masing, dengan beberapa penyesuaian, terutama yang terkait dengan kegiatan masyarakat, seperti di tempat permainan anak di mal, bioskop, tempat wisata, dan lain-lain.

“Cakupan penerapan PPKM di luar Jawa-Bali, untuk PPKM level 1 akan diterapkan di 18 kabupaten dan kota, PPKM level 2 akan diterapkan pada 157 kabupaten dan kota, sedangkan PPKM level 3 akan dilakukan penerapannya di 211 kabupaten dan kota,” tutur Airlangga.

Untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang sudah resmi ditutup pada 15 Oktober 2021, tercatat pada 17 Oktober 2021, jumlah total kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 176 kasus (terdiri dari 97 atlet, 49 official, 7 coach, 10 wasit, 9 media, 2 panpel, 1 juri, dan 1 keamanan), atau sebesar 1,7 persen dari total peserta PON yang mencapai 10.066 orang, dengan positivity-rate 1,13 persen dari total yang dilakukan testing, yang tersebar di 16 cabang olahraga (dari 37 yang dipertandingkan) dan 30 kontingen dengan jumlah kasus terbanyak berasal dari kontingen DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. “Sudah lebih dari 60 persen dari oeserta PON yang sudah melewati masa karantina (lewat lima hari), sisanya dalam beberapa hari ini terus dimonitor, terutama karantina di daerah-daerah,” imbuhnya.

Prokes pada saat kedatangan di daerah asal atau tujuan telah diatur dengan Adendum ke-II SE Kasatgas Nomor 17/2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.

“Juga untuk World Superbike Mandalika yang sudah siap untuk 25 ribu penonton, dan di Kabupaten Lombok Tengah sudah tercapai 70 persen vaksinasi dosis pertama, dan (penonton) yang membeli tiket harus sudah dua kali vaksin,” paparnya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *