Headline

PLN Siapkan Keandalan Listrik Ibu Kota Baru

0

Kerjha ― PLN berhasil memberikan tegangan pertama (energize) pada tiga proyek infrastruktur ketenagalistrikan, yakni Gardu Induk (GI) 150 kiloVolt (kV) Embalut, GI 150 kV New Samarinda dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Embalut–New Samarinda. Tiga proyek ini menjadi upaya strategis PLN untuk meningkatkan keandalan listrik Kalimantan Timur yang dipersiapkan menjadi ibu kota baru Indonesia mulai 2024.

“Penguatan sistem infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah Kalimantan Timur ini merupakan dukungan kesiapan ibu kota negara yang baru serta menjadi perkuatan kota penyangga di sekitarnya,” tutur General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim), Muhammad Ramadhansyah.

Jalur transmisi SUTT 150 kV Embalut–New Samarinda terdiri dari 45 tower dan terbentang sepanjang 28,4 kilometer sirkuit (kms) dari Kabupaten Kutai Kartanegara hingga Kota Samarinda. Infrastruktur ketenagalistrikan ini nantinya akan menambah keandalan sistem interkoneksi Kalimantan, khususnya pada sistem kelistrikan Mahakam.

“Perkuatan sistem ini dikarenakan adanya penambahan daya oleh pembangkit IPP yaitu PLTU Embalut Ekspansi 2 Kaltim-4 dengan kapasitas 2×100 MW,” jelasnya.

PLN kini juga tengah membangun jaringan transmisi 150 kV New Samarinda–Sambera dengan 67 tower yang terbentang sepanjang 40 kms.

Selain di Kalimantan, PLN juga terus mengejar pembangunan dua jaringan transmisi bertegangan 150 kV di Sulawesi Barat (Sulbar), yaitu jaringan transmisi 150 kV Mamuju–Topoyo dan Topoyo–Pasangkayu. Percepatan pembangunan ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan Sulbar dan Sulteng sebagai provinsi penyangga bagi ibu kota baru Indonesia yang akan datang.

“Sisi barat Pulau Sulawesi dan Kalimantan Timur hanya dipisahkan oleh Selat Makassar. Ke depannya, tentu Sulbar dan Sulteng akan menjadi penyangga bagi ibu kota baru yang berada di Kalimantan Bagian Timur. Industri, bisnis dan pusat pemerintahan yang akan hadir di sana tentu membutuhkan pasokan listrik yang memadai, oleh karena itu kami siapkan dari sekarang,” jelas General Manager PLN UIP Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) I Putu Riasa.

Kedua jaringan transmisi yang memiliki lintasan sepanjang 181 km ini juga dibangun untuk meningkatkan keandalan dan pasokan listrik bagi Kota Palu dan sisi barat Sulteng pasca dilanda bencana gempa, tsunami dan likuifaksi 2018 silam. Tak hanya itu, beberapa tapak tower pada sistem kelistrikan Sulteng yang ada saat ini seperti Jaringan Transmisi Poso-Sidera, berada dalam kondisi rawan terkena abrasi sungai. Ditambah dengan akses yang sulit untuk dilakukan pemeliharaan, maka kehadiran kedua jaringan transmisi tersebut akan menjadi back up untuk menjaga pasokan listrik yang andal bagi Sulteng.

“Walaupun dalam kondisi pandemi, kami terus berupaya merampungkan pembangunan dua jalur transmisi ini karena saat ini sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah hanya disuplai dari Poso, sehingga suplai listrik dari arah selatan Sulawesi sangat dibutuhkan,”m” tambah Putu.

Diupayakan rampung pada September 2020, kedua jaringan yang total memiliki 534 tower tersebut juga akan meningkatkan kualitas tegangan di Mamuju Tengah, mengingat kondisi tegangan yang tersedia saat ini masih sering drop ketika mencapai beban puncak.

“Progres fisik rata-rata dari kedua pembangunan ini sudah mencapai 80 persen. Terima kasih juga kami sampaikan atas sinergitas masyarakat dan Forkopimda yang telah dan terus aktif mendukung kelancaran pembangunan ini,” tambah Putu. (MEY)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *