Kerjha ― Mata Turiman tampak berkaca-kaca saat menyaksikan Sevolana Bondan Sirait, putra tercintanya, dinobatkan sebagai lulusan terbaik SMKN Jawa Tengah Kampus Purbalingga, 25 Mei 2023 lalu. Turiman yang berprofesi sebagai penjaga makam itu makin terharu ketika Ganjar Pranowo, yang kala itu menjabat Gubernur Jawa Tengah,
turut menyematkan tanda kelulusan terbaik kepada Bondan.
Selain Bondan, terdapat pula Nadila Yuli Asmara yang menjadi lulusan terbaik SMKN Jawa Tengah Kampus Pati, dan Moh Irkham Baihaqi lulusan terbaik SMKN Jawa Tengah Kampus Semarang.
Saat itu, Bondan bersama 257 siswa lulusan SMKN Jawa Tengah dari Kampus Semarang, Pati, serta Purbalingga, dinyatakan lulus dan diwisuda di SMKN Jawa Tengah Kampus Semarang.
Turiman, warga Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas tersebut tak berhenti mengucap syukur karena Bondan juga mendapat kesempatan melanjutkan studi di Universitas Indonesia (UI).
“Alhamdulillah mendapat beasiswa melanjutkan di UI Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,” paparnya, seperti dikutip dari laman jatengprov.go.id.
Bagi orang tak berpunya seperti Turiman, kebijakan Ganjar yang membuka kesempatan bagi anak-anak untuk bersekolah gratis, benar-benar membangkitkan harapannya. Akses pendidikan ini dirasakan betul manfaatnya. Biaya pendidikan, seragam, sepatu, makan, hingga asrama, semuanya diberikan secara cuma-cuma.
Turiman mengatakan, melalui kebijakan ini, anak-anak dari keluarga miskin jadi memiliki masa depan yang lebih cerah. Selain bisa langsung bekerja, mereka juga mendapatkan beasiswa untuk belajar di univeritas terkemuka.
“Kalau tidak ada SMKN Jateng, mungkin anak saya hanya lulusan SMP. Karena saya hanya penjaga makam di desa, tidak ada biaya untuk menyekolahkan anak,” tutur Turiman.
Ganjar Pranowo sendiri mengaku senang, karena lulusan SMKN Jawa Tengah menjadi rebutan berbagai perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya. Setidaknya, 80 persen lulusan sekolah tersebut telah terserap di dunia kerja.
Selain itu, di antara mereka juga tak sedikit yang mampu menembus seleksi masuk perguruan tinggi. “Ada yang ke Jerman dan juga diterima di perguruan tinggi,” tutur Ganjar, kala itu.
Di bawah kepemimpinan Ganjar, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen memberikan beasiswa bagi ribuan siswa tak mampu. Pada 2019 lalu, contohnya, Ganjar menyiapkan anggaran Rp 10 miliar untuk beasiswa 10 ribu siswa miskin di Jawa Tengah. Beasiswa itu digelontorkan agar tidak ada anak putus sekolah karena terbelit masalah ekonomi.
Ganjar menegaskan tidak boleh ada anak putus sekolah di Jawa Tengah hanya karena keterbatasan ekonomi. “Kami sudah siapkan beasiswa. Jadi silahkan yang memang benar-benar miskin, segera mendaftar,” kata Ganjar.
Ribuan beasiswa itu diperuntukkan bagi siswa SMA, SMK dan SLB, baik negeri maupun swasta. Selain bersumber dari Bantuan Siswa Miskin (BSM) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, ada pula beberapa program beasiswa lain. Seperti Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk sekolah negeri dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) untuk sekolah swasta. Di samping itu, ada pula program beasiswa dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Jawa Tengah.
Untuk mendapatkan beasiswa dari BSM, Bosda, BOP dan UPZ, ada syaratnya: siswa tersebut benar-benar miskin dan tidak menerima bantuan lain, termasuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Program Keluarga Harapan (PKH).
Menurut Ganjar, selain pemerintah, pihak swasta maupun filantropi juga bisa terlibat mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi warga masyarakat. (*)
Comments