Berita

PTPN V Catat Pendapatan Rp 5,3 Triliun Sepanjang 2020

0

Kerjha ― PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V berhasil membukukan pendapatan Rp 5,3 triliun sepanjang 2020. Catatan ini mencapai hampir 27 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,18 triliun. Melalui raihan ini, PTPN V berhasil mencatat margin keuntungan 7,6 persen pada 2020, dengan laba setelah pajak mencapai Rp 405 miliar. Catatan ini sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam 12 tahun terakhir.

Melalui keterangan tertulisnya Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Jatmiko K Santosa mengatakan, raihan tersebut merupakan buah kerja keras atas transformasi yang terjadi selama dua tahun terakhir.

“Sejak 2019 kita telah menancapkan pondasi kuat untuk mengubah PTPN V ke arah yang lebih baik. Ketaatan pada aturan, validitas data, transformasi digital, dan kembali ke khittah sebagai perusahaan perkebunan negara yang hadir untuk sawit rakyat, sangat membantu mengarungi 2020 dengan baik hingga mencatatkan hasil yang positif,” katanya.

Jatmiko menjelaskan, pendapatan unaudit yang diraih pada 2020 itu juga tercatat melampaui target pemegang saham yang mematok pendapatan sebesar Rp 4,6 Triliun. Angka ini 14,37 persen melebihi ekspektasi shareholders. Dari pendapatan tersebut, Jatmiko mengatakan, PTPN V berhasil mencatatkan net profit margin 7,6 persen sehingga laba setelah pajak unaudit mencapai Rp 405 miliar. Angka itu juga melonjak jauh dari raihan tahun sebelumnya sebesar Rp 67,29 miliar.

“Kita bersyukur dari segi finansial laba setelah pajak tahun 2020 mencapai Rp 405 miliar dan ini adalah rekor tertinggi sepanjang 12 tahun terakhir,” ungkap Jatmiko.

Pencapaian finansial tersebut tidak terlepas dari produktivitas perusahaan yang juga mencatatkan rekor tertinggi. “Alhamdulillah produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit kita tertinggi sepanjang sejarah PTPN V berdiri mencapai 23,87 ton per hektare per tahun atau 0,46 persen di atas RKAPP dan meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Jatmiko.

Peningkatan produktivitas tersebut berbanding lurus dengan produksi TBS yang mencapai 1,59 juta ton di sepanjang 2020 atau meningkat dari 2019 yang mencapai 1,46 juta ton. Sedangkan untuk produk utama seperti CPO dan PKO, PTPN V telah memproduksi hingga 544.010 ton CPO dan 107.875 ton PKO (palm kernel oil/minyak inti sawit) dengan masing-masing rendemen mencapai 21,39 persen atau  4,24 persen.

Sebagai perusahaan yang tumbuh bersama petani rakyat, PTPN V konsisten menyerap 950.783 ton TBS dari para petani mitra. Angka itu melengkapi total TBS yang diolah pabrik kelapa sawit PTPN V, baik dari kebun inti maupun dari para petani mitra dan pembelian pihak ketiga yang mencapai 2,54 juta ton di sepanjang 2020.

Jatmiko menerangkan, capaian PTPN V di 2020 merupakan program berkesinambungan sejak 2019. Menurutnya, perusahaan tidak sekadar ingin bertahan di tengah pandemi, namun terus berupaya tumbuh dan menggerakkan ekonomi masyarakat melalui implementasi berbagai program, seperti PTPN V untuk Sawit Rakyat yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan petani. Tak heran di saat pandemi muncul di 2020, perseroan dapat bergerak cepat mengambil peran dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah.

“Hingga 2020, tak kurang 8.900 hektare perkebunan sawit rakyat dari 33 Koperasi Unit Desa yang telah diremajakan oleh PTPN V. Hingga 2023 kita akan sampai 21 ribu hektare,” jelas Jatmiko.

Menurutnya, pola single manajemen dan keberanian PTPN V dalam memberikan jaminan dan transparansi pembiayaan, jaminan bibit unggul dan jaminan produktivitas kepada para petani, menjadi alasan utama bagi para petani untuk meremajakan sawit mereka kepada perusahaan.

Selain itu Jatmiko juga menjelaskan, perusahaan yang 100 persen telah mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) tersebut turut menyiapkan bibit unggul bersertifikat bagi para petani. PTPN V telah membangun tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk dilepas ke petani sawit Riau dengan harga yang murah.

Program lainnya, PTPN V juga memboyong teknologi pemetaan geospasial ke tengah perkebunan sawit plasma. Penggunaan teknologi drone dimaksudkan agar mendapatkan data yang presisi sehingga petani tidak salah mengambil langkah dalam berkebun.

Tidak hanya berfokus pada sawit rakyat yang memang memegang porsi besar dalam industri sawit nasional, pada 2020 PTPN V juga menggandeng para UMKM lokal untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Seperti mengadakan kontrak kerja sama dengan pandai besi setempat untuk memasok seluruh alat panen perusahaan.

“Tahun 2020 adalah tahun perjuangan. Pandemi Covid-19 mengubah semuanya. Tapi PTPN V akan terus menempuh berbagai langkah untuk dapat menjadi bagian dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang tengah digalakkan pemerintah,” terang Jatmiko. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *