Headline

Realisasi Dana PEN untuk UMKM Capai Rp 52,09 Triliun

0

Kerjha ― Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hingga 3 September 2020 mencapai Rp 52,09 triliun atau 36,6 persen dari pagu sebesar Rp 123,47 triliun.

Capaian tersebut terdiri dari penempatan dana sebesar Rp 41 triliun, penyaluran bantuan presiden (banpres) produktif Rp 6,99 triliun, subsisi bunga UMKM sebesar Rp 2,55 triliun, pembiayaan investasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUKM) Rp 1 triliun, PPh final UMKM yang ditanggung pemerintah Rp 300 miliar, serta iuran premi UMKM atas penjaminan modal kerja sebesar Rp 51,84 miliar.

Sementara hingga 4 September 2020, penempatan dana sebesar Rp 30 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), penyaluran kreditnya telah mencapai Rp 109,2 triliun, sedangkan penempatan Rp 11,2 triliun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) telah direalisasikan penyalurannya sebesar Rp 4,2 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah melalui kementerian terkait akan terus memonitor program-program UMKM karena akan turut menentukan peningkatan ekonomi nasional.

“Banpres produktif yang direncanakan akan didistribusikan untuk 15 juta UMKM sudah tersalurkan untuk 5,59 juta usaha mikro atau 61 persen dengan nilai Rp13,42 triliun. Sementara, LPDB sebesar Rp 1 triliun telah disalurkan Rp 640 miliar kepada 55 mitra koperasi dengan anggota yang telah mendapatkan manfaat sebesar 55.439 UMKM, serta melibatkan 110.878 tenaga kerja. Kredit modal kerja yang dijamin pemerintah sampai dengan 2 September 2020 telah disalurkan sebesar Rp 3,68 triliun untuk 5.266 debitur di 34 provinsi pada 17 sektor usaha,” terang Sri Mulyani.

Sementara itu, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia. pada kuartal ketiga 2020 diperkirakan berada pada 0 persen hingga minus 2,1 persen.

Dijelaskannya, pada Maret-April 2020 lalu, diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat penurunan ekonomi mencapai dua persen. “Kita perkirakan mungkin lower end-nya yang minus 2,1 persen bisa saja menjadi lebih rendah. Berapa perkiraan yang terbaru, nanti kita lihat berdasarkan assessment terhadap pergerakan dalam dua minggu ini. Kita berharap penurunannya tak terlalu jauh,” jelasnya.

Sedangkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat berada di 0,4 persen hingga 3,1 persen. Dan, sepanjang 2020 diperkirakan masih berada pada kisaran minus 1,1 persen sampai 0,2 persen.

Dengan adanya PSBB di DKI Jakarta, ungkap Sri Mulyani, pemerintah bersiap untuk kemungkinan berada pada lower end. Semua proyeksi tersebut tergantung pada bagaimana pemerintah mengelola dan mencegah terjadinya kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *