Headline

Redam Laju Pandemi, Menko Luhut Ajak Diskusi Faisal Basri hingga BEM UI

0

Kerjha ― Berdiksusi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (3/8) malam, ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri memberikan masukan mengenai perlunya keterlibatan mahasiswa dalam penanganan pandemi Covid-19. Bukan cuma mahasiswa kedokteran dan bidang medis saja yang perlu dilibatkan. Para mahasiswa lainnya juga perlu diajak untuk membantu pemerintah dalam melakukan program 3T yakni tracing, testing, dan treatment. Dalam situasi ini, menurut Faisal, para mahasiswa dapat dilibatkan sebagai tenaga input kasus tracing di lapangan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Leon Alvinda Putra dan Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Raihan Ariatama menyatakan, mahasiswa siap membantu dan mendukung langkah pemerintah dalam menangani pandemi. Kepada Menko Luhut, mereka pun memberikan masukan terkait penanganan Covid-19 di Jawa dan Bali.

Mahasiswa kedokteran yang saat ini memasuki tingkat akhir, contohnya, bisa dilibatkan atau diperbantukan menjadi tenaga kesehatan. Namun dengan catatan keterlibatan mereka harus dijadikan atau diformulasikan menjadi sistem kredit semester (SKS) serta bisa dikaitkan dengan program Kampus Merdeka. Dengan demikian, para mahasiswa tetap mendapatkan kredit dalam kuliah.

Merespons usulan untuk melibatkan para mahasiswa, Luhut menyatakan akan segera menghubungi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

“Saya setuju sekali tujuan Kampus Merdeka ini dan akan segera menghubungi Menteri Nadiem untuk segera merealisasikan permintaan teman-teman mahasiswa, supaya pandemi ini dapat diatasi bersama-sama,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (4/8).

Untuk mendapatkan berbagai usulan dan solusi dalam menangani pandemi, Luhut sengaja mengundang berbagai pihak, antara lain Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FGDB), Ikatan Dokter Indonesia, pengamat ekonomi, hingga perwakilan himpunan mahasiswa.

Dalam diskusi yang digelar secara virtual itu, selain memberikan informasi mengenai upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi, Luhut pun meminta masukan serta saran solutif dari mereka.

“Saya juga minta masukan untuk menghadapi keadaan, khusus mengenai kasus Covid-19 ini, lebih khusus lagi  varian Delta ini. Peran bapak ibu kami perlukan untuk membantu apa saja yang sudah dikerjakan pemerintah untuk mengendalikan pandemi,” katanya.

Menko Luhut menyatakan, pihaknya telah menyusun dan membuat formula pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia. Secara umum ada tiga aspek, yaitu mengurangi potensi penularan dengan menerapkan 3M dan 3T, kemudian mengurangi durasi kontak, dan  melakukan vaksin.

Prof Widodo dari Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan dukungannya kepada Menko Luhut untuk terus menanggulangi pandemi di Indonesia, termasuk Jawa dan Bali. Ia menilai, selama ini banyak pihak yang menyerang dan menilai upaya penanggulangan Covid-19 yang dikomandoi Menko Luhut, sudah gagal.

“Sebetulnya kalau ada orang yang bertanya apakah pemerintah telah gagal menangani pandemi, itu pertanyaan yang salah karena saat ini perang melawan pandemi masih belum selesai,” tegasnya.

Widodo menambahkan, apa yang dilakukan pemerintah tepat dengan melibatkan semua pihak ketika membuat sebuah kebijakan atau aturan. “Kalau dalam suasana pandemi, semua stakeholder harus dilibatkan, community leader, center of study, dan sejauh ini semua stakeholder sudah dilibatkan, stakeholder ini termasuk politician mereka jangan hanya berkomentar,“ terangnya.

Dalam rapat koordinasi yang mengundang seluruh kepala daerah di Pulau Jawa dan Bali, epidemolog, Ikatan Dokter Indonesia, pengamat ekonomi hingga perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di Jawa Bali, Luhut pun menjabarkan peta rencana atau roadmap pengendalian pandemi yang telah disusun.

Dia menuturkan pembukaan aktivitas ekonomi akan tergantung kepada pencapaian vaksinasi, serta implementasi dari 3T dan 3M. Karena itu, dia meminta agar pada Agustus ini dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan tiga aspek tersebut.

“Pangdam, Kapolda, menulis capaian tracing dari tiap-tiap daerah, sehingga kita dapat memprediksi kapan target 1:10 bisa segera tercapai. Pemda saya juga minta bantuannya untuk ikut memantau tracing ini, semua harus kompak. Semua laporan menggunakan bahasa yang sama agar kita bisa mengejar target dengan baik,” terangnya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *