Headline

Sejarah Baru Krakatau Steel

0

Kerjha ― Setelah delapan tahun didera kerugian, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akhirnya berhasil mencatatkan keuntungan. Pada kuartal pertama 2020, Krakatau Steel berhasil mendulang laba bersih sebesar USD 74,14 juta atau setara Rp 1,07 triliun.

Menurut Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim, ada beberapa langkah penting yang akhirnya membuat perusahaan berhasil mencatatkan keuntungan secara signifikan.

Berbicara pada Dialog Industri bertajuk “Sejarah Baru Krakatau Steel” yang digelar Tempo hari ini, Silmy menyebutkan, langkah pertama adalah berupaya mendapatkan dukungan penuh dari lingkungan internal, baik dari jajaran direksi, karyawan, hingga serikat pekerja.

Dari sinilah, proses efisiensi dan transformasi perusahaan diawali. “Ketika kita memiliki mimpi yang sama, tentu akan lebih mudah meraih tujuan karena trust sudah terbangun, dan kita jangan menciderai trust itu kepada internal,” terangnya dikutip dari tempo.co, Rabu (24/6).

Selanjutnya, agar bisa menggenjot produktivitas serta mencapai target, Krakatau Steel juga mendapatkan dukungan secara eksternal dari berbagai pihak. Dukungan itu, misalnya datang dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, serta Kementerian ESDM.

Menteri ESDM Arifin Tasrif, contohnya, turut membantu menurunkan harga gas menjadi USD 6 untuk mendorong agar industri bisa berkembang.

Sementara untuk mengembangkan sistem baja nasional, kata Silmy, juga turut dipermudahkan melalui izin impor secara digital yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian.

Selain itu, langkah efisiensi juga dilakukan perusahaan baja pelat merah ini. Jika ditilik, perbaikan kinerja Krakatau Steel di kuartal pertama 2020 terutama turut disebabkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 39,8 persen dan penurunan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.

Atas berbagai upaya efisiensi itu, Krakatau Steel berhasil melakukan penghematan biaya sebesar 130 juta dollar AS pada kuartal pertama 2020.

Selain itu, Silmy juga berharap pemerintah terus memberikan dukungan agar industri dalam negeri bisa berkompetisi secara adil dengan para pesaing global.

Ia mencontohkan, bila negara memberikan manfaat berupa pengembalian pajak yang dibayar dan biaya bunga atas investasi yang sangat kecil seperti di Tiongkok, maka hal tersebut akan dapat membantu bersaing dengan industri-industri di luar negeri. “Indonesia bunganya masih sangat tinggi, di kisaran 10 persen,” katanya.

Sementara Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Budi Gunadi menilai, rencana perbaikan keuangan, bisnis, dan organisasi Krakatau Steel sudah mengalami kemajuan signifikan.

Secara rutin, ia pun selalu berdiskusi dengan jajaran manajemen untuk memastikan perbaikan terus berjalan di perusahaan ini. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *