Headline

Sinergi BUMN Siap Bangun PLTS 200 MWp di Afrika

0

Kerjha ― Sinergi BUMN antara PT Len Industri (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), serta PT Inka (Persero) siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Mega Watt peak (MWp) di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, Afrika.

Kesiapan ini ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja dengan TSG Global Holdings untuk PT Len Industri yang memegang peran sebagai leader dari konsorsium yang dibentuk dari tiga perusahaan BUMN tersebut.

Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat, Direktur Pemasaran Barata Indonesia Sulistyo Handoko, Direktur Keuangan dan SDM INKA Andy Budiman serta CEO TSG Infrastructure Septian Wahyutama di Menara MTH, Jakarta, Kamis (17/9) lalu.

Direktur Operasi I PT Len Industri Linus Andor M. Sijabat mengatakan, kerja sama Indonesia-Afrika dalam merealisasikan kontrak kerja ini merupakan momentum Len Industri mengembangkan eksistensi bisnisnya di pasar luar negeri, khususnya dalam bidang renewable energy.

“PT Len Industri akan membentuk kerja sama operasi (KSO) dengan Barata Indonesia yang berperan dalam rekayasa, pengadaan, dan konstruksi atau engineering, procurement, construction (EPC) PLTS 200 MWp tersebut. Di sana kita akan men-deliver panel surya, PV mounting, inverter & combiner, design & engineering, electrical component, interkoneksi, pekerjaan sipil, instalasi dan konstruksi, hingga pengujian dan pengawasan,” ujar Linus melalui keterangan tertulis yang dikutip Senin (21/9).

TSG melalui afiliasinya di Republik Demokratik Kongo, Sunplus S.A.R.L, telah membentuk kerja sama agar proyek ini terealisasi. Sunplus S.A.R.L. akan memberikan kewenangan sepenuhnya dalam pekerjaan EPC, termasuk di antaranya kepercayaan tata kelola manajemen profesional, serta sebagai pemegang konsesi investasi PLTS ini.

PLTS Kinshasa 200 MWp akan dibangun pada lahan seluas sekitar 300 hektare dengan nilai kontrak sebesar USD 175 juta atau setara Rp2,59 triliun―yang merupakan tahap awal dari pembangunan PLTS 1.000 MWp di area tersebut.

PLTS akan dibangun dengan sistem ground-mounted (di atas tanah) dan on-grid atau terhubung/terkoneksi dengan jaringan (grid). Ini artinya bersama pembangkit lainnya ikut menyuplai beban di jaringan listrik yang sama. Pemanfaatan energi yang dihasilkan akan digunakan untuk melistriki wilayah di Kinsasha, Kongo yang belum teraliri listrik.

Tidak hanya pembangunan PLTS, TSG juga menggandeng Len Industri untuk menjajaki peluang kerja sama proyek transportasi di Kongo, serta proyek infrastruktur dan bendungan bersama BUMN lain seperti Wika dan Inka.

Linus mengungkapkan, setelah berhasil membuktikan kapasitasnya dalam membangun sistem perkeretaapian di level nasional, Len Industri akan melakukan ekspansi ke level global, di mana pasar Afrika dan Asia Pasifik akan menjadi target saat ini.

Len Industri merupakan pelopor produsen modul surya di Indonesia yang telah merintis bisnis ini sejak tahun 1985 dan telah mengaplikasikannya di berbagai wilayah Indonesia. Untuk diketahui, produk-produk PLTS yang dihasilkan, antara lain solar tree, penerangan  jalan umum, solar rooftop, BTS surya, PLTS terpusat, PLTS hybrid, dan lain sebagainya.

Saat ini Len Industri juga ditunjuk sebagai ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di lingkungan BUMN yang dibentuk oleh Kementerian BUMN sejak Juli 2020 lalu. (PAU)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *