Headline

Sinergi Pelabuhan Patimban-Tanjung Priok Tingkatkan Efisiensi

0

Kerjha ― Hadirnya Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik. Hal ini, khususnya untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, seperti produk otomotif.

Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, lokasi Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat berada di antara Jakarta–Cirebon dan dapat ditempuh melalui jalan tol, jalur Pantura, serta jalur kereta api. Keberadaan Pelabuhan Patimban juga dapat membuka sekitar 200 ribu lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar pelabuhan.

“Secara lokasi, Patimban menjadi lokasi strategis. Kita juga punya Pelabuhan Tanjung Priok yang akan dikembangkan dan diharapkan dapat saling mengisi dengan Pelabuhan Patimban,” kata Budi dalam diskusi virtual, Jumat (27/11).

Sementara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dalam menghadapi ASEAN Connectivity 2025, Pelabuhan Patimban diharapkan dapat berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok karena saat ini aksesibilitas waktu tempuh dari kawasan industri Jawa Barat ke Pelabuhan Tanjung Priok dapat mencapai empat hingga lima jam.

“Kawasan industri di Jawa Barat ke Patimban hanya 1-2 jam. Waktu tempuh ini lebih cepat, lebih efisien karena hemat bahan bakar dan dapat mengurangi beban lalu lintas ruas tol Jakarta-Cikampek,” terang Luhut.

Luhut menambahkan, tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban adalah untuk mengurangi padatnya aktivitas beban di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengakomodir 52 persen dari lalu lintas kontainer internasional di Indonesia. Pelabuhan Patimban yang terkoneksi dengan jalan tol juga dapat mengangkat potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang koridor utara Jawa.

Luhut bilang, dengan proses distribusi yang lebih efektif dan efisien, maka pada akhirnya Pelabuhan Patimban dapat mendorong penurunan biaya logistik, khususnya di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten hingga Jawa Tengah.

“Dengan komoditas utama pada tahap awal pengoperasian Pelabuhan Patimban untuk pasar otomotif, maka peran pelabuhan diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi, khususnya dalam mendukung aktivitas perdagangan di bidang manufaktur,” ujarnya.

Luhut mengatakan, keberadaan Pelabuhan Patimban dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi, antara lain mendukung kapasitas ekspor dan impor sebesar 16,5 juta Teus per tahun pada 2025, mendapatkan investasi Rp 35 triliun dari JICA, dan dalam 10 tahun diharapkan mampu membuka lapangan kerja hingga 4,3 juta.

“Pelabuhan Patimban direncanakan mulai beroperasi dengan soft launching untuk car terminal pada akhir tahun ini. Untuk itu diperlukan kerja keras dan sinergitas bersama antar kementerian/lembaga dan juga badan usaha serta investor,” kata Luhut.

Sementara itu, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, pihaknya siap mendukung upaya menjadikan Patimban sebagai sentra ekonomi baru. Pihaknya berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis demi terlaksananya pelayanan kepabeanan di Pelabuhan Patimban dengan menyiapkan pelayanan dan fasilitas kepabeanan khusus.

“Penataan Pelabuhan Patimban sudah sejalan dengan program National Logistic Ecosystem (NLE), sehingga semua aspek termasuk penataan ruang sudah dikolaborasikan dengan Kemenhub dan Instansi terkait lainnya,” tutur Heru. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *