Berita

Solar Cell Kemensos Bantu Penuhi Kebutuhan Listrik Pengungsi Cianjur

0

Kerjha — Teti, 34 tahun, pengungsi di Lapangan Jagaraksa Warung Kondan, kini merasa lega karena telah ada akses listrik di pengungsian. Awalnya, hanya satu sumber cahaya yang ada di pengungsian warga yang terdampak gempa Cianjur itu. Namun setelah Menteri Sosial Tri Rismaharini datang, fasilitas di pengungsian tersebut dilengkapi.

“Tertolong sekali kami, terutama saya kan ada anak-anak. Tenda sudah banyak, penerangan cukup. Bahkan kemarin hujan, tapi panel surya ini tetap hidup. Malam sampai pagi terang terus. Karena ini lampu yang menerangi tenda menuju ke toilet portabel yang juga disediakan Kemensos,” kata Teti.

Usai kunjungan Mensos ke lokasi bencana, Kemensos kini menyediakan pemenuhan kebutuhan listrik di pengungsian para penyintas gempa Cianjur dengan menggunakan sumber listrik alternatif yang berasal dari tenaga surya.

Dilengkapi teknologi solar cell, posko pengungsian di Lapangan Cariu Mangunkerta, posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa Warungkondang, posko pengungsian Desa Ciputri Kecamatan Pacet dan posko pengungsian Desa Nyalindung Kampung Haregem menjadi beberapa contoh pengungsian yang memanfaatkan tenaga surya sebagai alternatif sumber listrik.

Teknologi ini sangat bermanfaat, khususnya bagi posko pengungsian yang akses listriknya dari PLN masih terkendala akibat gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11) lalu. Bencana tersebut memberikan dampak kerusakan hampir sebagian besar wilayah Cianjur. Banyak rumah warga rusak, sarana prasarana dan fasilitas umum juga terdampak.

Mensos Risma saat berkunjung langsung ke lokasi bencana di hari kejadian, mengarahkan jajarannya untuk merespons cepat kebutuhan para pengungsi, termasuk kebutuhan penerangan/listrik. Hal ini dilakukan mengingat sumber listrik saat itu mengalami kerusakan akibat gempa bumi.

“Beliau langsung menginstruksikan pemasangan solar cell, walaupun masih terbatas namun sangat membantu saat darurat, sambil menunggu aliran listrik PLN dapat kembali beroperasi,” kata Rachmat Koesnadi Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, yang juga ketua koordinator posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa, Kecamatan Warungkondang.

Awalnya terpasang satu panel solar cell, namun sekarang sudah terpasang empat panel dengan kapasitas 2.000 watt yang digunakan untuk menopang penerangan dapur umum yang beroperasi mulai dari dini hari pukul 02.00 hingga 21.00. Seluruh lapangan bola pun terterangi, dibantu pula dengan penambahan beberapa panel kecil yang dipasang di antara tenda-tenda pengungsian sebagai penerang jalan sehingga masyarakat merasa lebih aman dan nyaman.

Gunawan, salah satu relawan di posko Lapangan Cariu Mangunkerta menyampaikan, sosialisasi dan kesadaran pemanfaatan listrik dari energi surya perlu disosialisasikan. Selain ramah lingkungan, murah juga tahan lama. Hanya perlu dijaga dan dirawat bersama serta diupayakan agar terhindar dari pencurian.

“Bahkan untuk posko pengungsian di lapangan Cariu, solar cell juga dimanfaatkan untuk freezer mobil dapur umum dalam penyimpanan makanan siap saji, ayam beku dan ikan pindang. Hal ini bermanfaat agar bahan-bahan makanan terjaga kesegarannya,” ucap Gunawan.

Hal senada disampaikan Fahri Isnanta, Sub Koordinator Pemenuhan Kebutuhan Dasar Kemensos sekaligus fungsional pekerja sosial di posko pengungsian Desa Ciputri, Kecamatan Pacet.

“Adanya pemasangan solar cell membuat masyarakat merasa aman untuk ke fasilitas umum yang tersedia di lingkungan pengungsian pada malam hari, khususnya bagi kelompok rentan,” katanya.

Fahri menambahkan, dengan adanya solar cell, kegiatan layanan dukungan psikososial (LDP) juga dapat tetap dilaksanakan di malam hari, khususnya bagi bapak-bapak yang saat siang tidak berada di pengungsian dan anak-anak yang pada pagi bersekolah di sekolah darurat. Misalnya, aktivitas salat berjamaah, pengajian, nonton bareng, dan diskusi kelompok masyarakat.

Fahri menerangkan, alternatif sumber listrik tenaga surya ini dapat digunakan secara berkesinambungan serta dapat meringankan beban daya listrik yang ada, mengefisiensikan biaya listrik yang digunakan di posko pengungsi. “Uangnya bisa dioptimalkan untuk kebutuhan lain bagi pengungsi,” ucap Fahri.

Total solar cell yang telah diberikan Kementerian Sosial di lima posko pengungsian berjumlah 15 panel surya dan ke depan akan terus dikembangkan dan ditambah bagi wilayah-wilayah yang membutuhkan dengan tingkat intensitas pencahayaan matahari yang cukup. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *