Headline

Sudetan Cisangkuy Tekan Banjir di Bandung Selatan

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menuntaskan pembangunan Sudetan Cisangkuy untuk mengurangi kerentanan kawasan Bandung Selatan yang kerap tergenang banjir akibat luapan Sungai Citarum.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengendalian banjir di kawasan Bandung Selatan yang menjadi salah satu Program Citarum Harum memerlukan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

“Sudetan Cisangkuy ini sudetan untuk masuk ke Sungai Citarum di hilir Dayeuhkolot yang langganan banjir. Debit banjir akan kita alirkan ke Sudetan Cisangkuy sehingga yang lewat Sungai Cisangkuy yang asli hanya 5 meter kubik per detik. Ini akan mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot,” kata Basuki via keterangan tertulis, Kamis (13/1).

Sementrara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR mengatakan, Sudetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 meter kubik per detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk. Dengan demikian, sudetan ini akan mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.

Sebagai informasi, Sudetan Cisangkuy yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, merupakan satu sistem dengan normalisasi upstream Citarum, Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung, dan peningkatan kapasitas Sungai Citarum mamou mengurangi luas genangan seluas 700 hektare. Sehingga total luasan genangan banjir yang semula 3.461 hektare berkurang menjadi 2.761 hektare.

Kepala BBWS Citarum Bastari mengatakan, pembangunan Sudetan Cisangkuy dikerjakan dalam dua paket, yaitu paket satu sepanjang 3,75 km dengan anggaran sebesar Rp 311,53 miliar yang berkapasitas 230 meter kubik per detik. Paket satu dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak 2015-2020 oleh kontraktor PT Basuki Rahmanta Putra–Minarta (KSO) dan konsultan supervisi PT Yodya Karya–PT Bina Karya–PT Intimulya Multikencana (KSO).

Sementara paket dua dibangun sepanjang 1,7 km untuk galian floodway dan 2,3 galian eksisting dengan biaya Rp 320,43 miliar yang memiliki kapasitas 220 meter kubik per detik. Pekerjaan paket dua dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak 2015-2020 oleh kontraktor PT PP–Jakon (KSO) dan konsultan supervisi PT Yodya Karya–PT Bina Karya–PT Intimulya Multikencana (KSO).

Selain Terowongan Nanjung dan Sudetan Cisangkuy, Kementerian PUPR juga melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,7 hektare dan volume tampung 190.000 meter kubik.

“Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mengurangi waktu genangan air pada area 39 hektare, 1.250 rumah, mereduksi banjir seluas 91 hektare, dan memiliki potensi sebagai area wisata. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya-Barata Joint Operation dengan nilai kontrak Rp 203 miliar,” ujar Endra.

Adapun pembangunan Embung Gedebage yang dikerjakan sejak Juli 2017 hingga Desember 2018, dibangun di atas lahan seluas 7,7 hektare dan memiliki volume tampung sebesar 270.000 meter kubik dengan lebar 148 meter, panjang kantong lumpur 3 meter. Bendung yang berlokasi di Kecamatan Gedebage Kota Bandung tersebut bernilai kontrak Rp 85 miliar dengan kontraktor PT Hidup Indah Permai serta konsultan supervise PT Geodinamika Konsultan.

Manfaat dari pembangunan Embung Gedebage yakni sebagai tampungan air untuk musim kemarau, penguatan kemampuan pengendalian banjir, menambah estetika pada Masjid Al-Jabar, serta sebagai sarana rekreasi wisata. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *