Headline

Tabungan Emas di Pegadaian Capai 7 Ton di Masa Pandemi

0

Kerjha — PT Pegadaian mencatatkan total tabungan emas hingga saat ini mencapai 7 ton, dengan jumlah emas yang dijualbelikan naik sebesar 20 persen selama pandemi Covid-19.

“Itu menurut saya jumlah yang cukup signifikan terutama dengan lebih dari 18 juta nasabah yang memang 90 persen dari nasabah merupakan investor pemula yang membeli dalam jumlah yang sangat kecil,” kata Direktur Teknologi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono, Kamis (2/12).

Teguh menyebut, selama pandemi minat investasi emas cukup besar. Hal tersebut turut ditopang oleh kenaikan jumlah nasabah baru sebesar 25 persen dan jumlah emas yang dijualbelikan naik 20 persen.

Dalam mengoptimalkan tabungan emas, perusahaan pun terus melakukan kolaborasi dengan sejumlah partner. Belum lama ini, misalnya, Pegadaian menggandeng Traveloka dan meluncurkan produk investasi Tabungan Emas Pegadaian di Traveloka.

Senior Vice President Divisi Produk Emas PT Pegadaian, Luh Putu Andarini mengatakan, kemitraan dengan Traveloka membantu Pegadaian dalam meningkatkan daya saing melalui transformasi digital. Kolaborasi ini juga sejalan dengan fokus perusahaan untuk memperluas akses layanan digital investasi emas yang terpercaya kepada masyarakat dan
khususnya kalangan generasi milenial.

“Kami melihat tren positif untuk menabung emas secara digital karena kemudahan akses serta keamanan yang diberikan,” ujar Luh Putu.

Pegadaian juga melakukan kolaborasi dengan Bareksa dalam memperkuat layanan investasi online dengan menghadirkan fitur BareksaEmas sehingga nasabah dapat memiliki berbagai pilihan produk investasi secara terintegrasi, selain reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.

Dengan menggandeng Bareksa, Teguh berharap akan banyak investor yang serius untuk melakukan investasi emas di Pegadaian. Hal ini dikarenakan profil investor Bareksa rata-rata adalah investor matang, bukan sebagai spekulan.

“Pegadaian selalu menjual emas fisik sesuai dengan saldo inventori yang diwajibkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jadi kalau tidak mencukupi saldo enggak bisa jual emas. Saya kira ini memberikan rasa aman untuk investor, karena dijamin emasnya itu ada, disimpan dan diasuransikan,” tutur Teguh.

Ia menambahkan, ke depan, Pegadaian juga sedang menggali untuk menjadi bullion bank atau bank emas pertama di Indonesia. Apalagi, Pegadaian juga sudah memiliki bisnis tabungan emas.

Ia pun mengungkapkan, sampai dengan saat ini Pegadaian sudah melakukan kajian sebagai bagian dari working group kajian bullion bank yang dikoordinir Kemenko Perekonomian dan Kemenkeu, juga OJK.

“Selama ini kalau investor menyimpan emas hanya mendapatkan capital gain. Dengan adanya bullion bank kita bisa memberikan return kepada customer arahnya ke deposito emas, sekarang masih dalam proses yang cukup panjang untuk perizinan,” terang Teguh. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *