Headline

Tangani Pandemi, Jokowi Minta Jangan Buru-buru Menutup Wilayah

0

Kerjha ― Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jajarannya untuk melihat secara luas data sebaran pandemi Covid-19 dalam merespons penanganannya. Ia juga meminta pemerintah daerah tidak terburu-buru menutup sebuah wilayah, kota, maupun kabupaten.

“Pertama, perlu saya ingatkan kembali bahwa keputusan-keputusan dalam merespons penambahan kasus di provinsi, kabupaten, maupun kota, semuanya harus selalu melihat data sebaran,” kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai “Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional” melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9).

Dalam penanganan pandemi, Jokowi meminta pemerintah daerah mampu menerapkan strategi intervensi berbasis lokal dan strategi pembatasan berskala lokal, baik di tingkat RT/RW maupun di tingkat desa atau kampung. Penerapan strategi ini diyakini akan membuat penanganan menjadi lebih detail dan lebih fokus.

“Karena dalam sebuah provinsi, misalnya ada 20 kabupaten dan kota, tidak semuanya berada dalam posisi merah, sehingga penanganannya tentu saja jangan digeneralisir. Di sebuah kota atau di sebuah kabupaten pun sama, tidak semua kelurahan, tidak semua desa, tidak semua kecamatan mengalami hal yang sama merah semua, ada yang hijau, ada yang kuning. Itu memerlukan treatment dan perlakuan yang berbeda-beda,” paparnya.

Atas dasar itulah, ia mengimbau pemerintah daerah untuk tidak terburu-buru dalam menutup sebuah wilayah, kota, maupun kabupaten. Menurutnya, jika pemerintah bekerja berbasiskan data, maka langkah-langkah intervensi akan berjalan lebih efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah ada di lapangan.

“Sekali lagi, manajemen penanganan klaster-klaster transmisi lokal ini yang perlu ditingkatkan terutama di delapan provinsi yang menjadi prioritas,” lanjutnya.

Untuk pengendalian pandemi Covid-19, Jokowi menegaskan pemerintah terus bekerja keras untuk meningkatkan angka kesembuhan. Per 13 September 2020, rata-rata kasus aktif di Indonesia mencapai 25,02 persen, sedikit lebih tinggi daripada rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 24,78 persen.

“Kemudian juga jumlah kasus sembuh sebanyak 155.010 kasus dengan recovery rate 71 persen. Rata-rata kesembuhan di Indonesia 71 persen, juga sedikit lebih rendah dari rata-rata kesembuhan dunia. Saya kira kita terus mengejar rata-rata kesembuhan global, rata-rata kesembuhan dunia,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga harus terus bekerja keras untuk menurunkan angka kematian. Rata-rata tingkat kematian di Indonesia memang terus menurun dari 4,49 persen di bulan lalu menjadi 3,99 persen, namun angka tersebut masih berada di atas rata-rata kematian dunia yang mencapai 3,18 persen. Tingginya angka kematian nasional tersebut disebabkan karena empat provinsi memiliki tingkat kematian di atas 6 persen.

Jokowi menegaskan, pemerintah pusat memberikan dukungan penuh untuk menurunkan angka kematian di Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (NUR)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *