Headline

UNS Ciptakan Ragam Inovasi Alat Kesehatan untuk Tangani Pandemi

0

Kerjha — Di luar berbagai dampak memprihatinkan yang ditimbulkannya, pandemi Covid-19 juga melahirkan ragam inovasi di bidang kesehatan yang dikembangkan oleh akademisi dan ilmuwan Indonesia.

Yang terbaru, akademisi dan ilmuwan dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, berhasil menciptakan produk yang bisa membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19.

Beberapa produk inovasi tersebut yakni robot perawat, kursi roda elektrik dengan kemudi, alat pelindung diri, ventilator, terapi plasmapheresis, dan obat herbal Curcuma Pro untuk meningkatkan imunitas.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pun melihat langsung produk inovasi yang dihasilkan para akademisi dan peneliti dari UNS itu.

Muhadjir sangat mengapresiasi produk yang dirintis oleh UNS. Menurutnya, UNS telah berhasil memanfaatkan masa sulit pandemi dengan membuat inovasi yang sangat berguna.

“Ini suatu karya monumental. Artinya UNS sudah berhasil mengambil segi positif dari wabah Covid-19 yang melanda Indonesia,” kata Muhadjir saat berkunjung ke UNS, Jumat (19/2).

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, beberapa produk inovasi sudah layak untuk diproduksi massal seperti robot perawat, kursi roda elektrik, dan alat pelindung diri. Menurutnya, produk yang dihasilkan sudah sangat baik.

“Sudah sangat bagus. Bisa langsung menjalin kerja sama dengan produsen pabrik sehingga bisa diproduksi secara massal. Untuk izin produksi izin edar bisa direkomendasikan,” tuturnya.

Sementara beberapa produk inovasi seperti mesin ventilator, terapi plasmapheresis, masih memerlukan uji klinis sampai memenuhi standar agar siap diproduksi secara masal. “Perlu ada uji klinis lebih lanjut sampai memenuhi standar Kemenkes dan bisa disupervisi dengan BPOM. Kalau sudah disetujui saya bisa merekomendasikan produksi dan edarnya,” jelasnya.

Muhadjir mengatakan, upaya mendorong mendorong akademisi dan peneliti dari perguruan tinggi untuk melakukan riset, pengembangan dan inovasi sangat penting, mengingat alat kesehatan dan kebutuhan kesehatan yang beredar di Indonesia 90 persen masih impor.

“Kita harus mendorong teman-teman dosen perguruan tinggi untuk terus melakukan riset pengembangan inovasi. Dan kita punya tanggung jawab untuk memastikan karya-karya itu bisa diadopsi oleh pasar, oleh masyarakat. Kita juga harus ada proteksi agar industri dalam negeri harus diutamakan,” katanya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *