Headline

Via Klaster Daya Saing, KKP Dongkrak Kinerja Ekspor Udang Sambas

0

Kerjha ― Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat untuk menjadi salah satu daerah penghasil udang berkualitas di Indonesia. Melalui kegiatan Klaster Daya Saing (KDS), Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menargetkan ekspor udang dari Sambas mencapai 9.000 ton per tahun pada 2024 mendatang dan menghasilkan nilai sebesar Rp 720 miliar per tahun.

“Melihat potensi dan kemauan untuk maju para pembudidaya dan pelaku usaha di hilir yang ada di Sambas, serta dukungan pemda, perbankan dan pemangku kepentingan lainnya saya optimis akan tercapai,” kata Dirjen PDSPKP Artati Widiarti dalam keterangannya, Rabu (20/10).

Optimisme Artati semakin meningkat setelah beberapa waktu lalu dia meninjau langsung lokasi kegiatan KDS di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh. Dikatakannya, daerah ini menjadi titik awal percontohan model pengembangan KDS di Sambas yang nantinya akan direplikasi ke lokasi lain.

Dalam kunjungan tersebut, dia melihat kegiatan KDS telah mampu mendongkrak produksi usaha Koperasi Nelayan Paloh Jaya yang semula 12 ton per tahun menjadi 132 ton per tahun dalam kurun waktu dua tahun ini.

“Ini menjadi capaian dan berkah tersendiri bagi KKP yang akan berusia 22 tahun pada 26 Oktober 2021. Hadirnya KKP di masyarakat menjadi stimulan dan semangat besar bagi daerah Sambas,” sambungnya.

Beranggotakan 130 orang, Koperasi Nelayan Paloh Jaya mengelola lahan tambak seluas 60.000 meter persegi. Artati memastikan, selama ini KKP telah melakukan sejumlah kegiatan bersama koperasi, seperti bekerjasama dengan BNI guna memfasilitasi akses pembiayaan KUR senilai Rp 1 miliar hingga April 2021.

KKP juga mendorong kemitraan usaha antara koperasi dengan perusahaan penyedia sarana produksi perikanan dan pengolahan udang sebagai offtaker. Tak hanya itu, KKP menyalurkan bantuan berupa sarana pasca panen untuk sortasi ukuran udang. “Kita lakukan kegiatan mulai dari hulu dan hilir untuk kegiatan KDS ini,” jelas Artati.

Direktur Investasi Ditjen PDSPKP Catur Sarwanto memastikan KKP akan melakukan aktivitas lanjutan KDS di tambak intensif udang vaname, Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut di antaranya fasilitasi program pembiayaan usaha dan sarana pasca panen, pengaktifan sembilan petak atau 22.500 meter persegi lahan tambak dan perluasan shrimp millenial sebanyak 12 bak untuk pemberdayaan masyarakat, termasuk eks TKI.

“Besar harapan kami kegiatan pengembangan Klaster Daya Saing udang di Kabupaten Sambas dapat memberdayakan masyarakat dan memberikan manfaat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sambas,” ujar Catur.

Sementara seorang perwakilan pengurus Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Ilham Sehan mengaku merasakan manfaat dari kegiatan Ditjen PDSPKP KKP tersebut. Menurutnya, bantuan pemerintah berupa sarana dan prasarana pasca panen bisa membantu menjaga mutu udang produksi. “Sangat bermanfaat, karena udang dari koperasi tetap baik hingga masuk cold storage,” ujar Ilham.

Atas keberhasilan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas memastikan dukungannya dalam pengembangan KDS. Menurut Plt. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, Uray Heriansyah, pemda akan terus mendukung pengembangan Klaster Daya Saing berbasis komoditas udang ini sehingga nantinya akan mampu bersinergi dan direplikasikan ke lokasi lainnya di daerah Kabupaten Sambas.

Lebih lanjut Uray menuturkan, pengembangan Klaster Daya Saing udang memberikan dampak positif bagi masyarakat Sambas.
“Adanya Klaster Daya Saing dapat mempekerjakan masyarakat yang kehilangan pekerjaan, terutama masyarakat pekerja migran yang tidak dapat kembali ke Malaysia disebabkan pandemi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Sambas,” tutur Uray.

Sebagai informasi, KDS sendiri adalah kumpulan dari berbagai unit usaha kelautan dan perikanan yang berhubungan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Ekosistem ini kemudian difasilitasi program pengembangan usaha agar memiliki daya saing SDM, produk, dan perusahaan, serta mampu mengangkat daya saing daerah dan nasional.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut Indonesia bisa menguasai pasar udang dunia. Hal ini didasarkan kontribusi Indonesia terhadap pemenuhan pasar udang dunia rata-rata sebesar 6,9 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

“Potensi pasar ini harus kita garap, khususnya pasar yang memberikan nilai tinggi terhadap udang produksi Indonesia, agar Indonesia mampu menguasai pasar udang dunia,” kata Menteri Trenggono. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *