Headline

Bio Farma: Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia Berkisar Rp 200 Ribu

0

Kerjha ― Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menegaskan, harga vaksin Covid-19 di Indonesia tidak akan memberatkan pemerintah, yakni sekitar Rp 200 ribu. Pernyataan itu disampaikan Honesti Basyir sekaligus untuk menjawab pemberitaan media soal kontrak pengadaan vaksin antara Brasil dan Sinovac yang disebut-sebut hanya dijual dengan harga USD 1,96 per dosis.

Dalam pemberitaan media tersebut disebutkan, Brasil merupakan salah satu negara yang akan membeli vaksin Covid-19 dari Sinovac dengan harga USD 1,96 per dosis. Seperti dilansir CNBC Indnesia, Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengaku baru saja menandatangani pengadaan 46 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech senilai USD 90 juta atau setara Rp 1,32 triliun.

Dalam berita yang dikutip dari Global Times, Senin (12/10), itu juga disebutkan Sao Paulo mendapatkan vaksin dengan harga murah, sebesar USD 1,96 per dosis atau setara Rp 29 ribu (asumsi Rp 14.600/USD),

Namun, kabar yang beredar dalam berita media itu sudah dibantah oleh Sinovac melalui surat resmi yang dikirimkan ke Bio Farma. “Informasi harga vaksin Covid-19 di Brasil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma dan memastikan informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak USD 90 juta dengan pemerintah Brasil, tidak tepat,” jelas Honesti.

Mengenai harga USD 1,96 per dosis, lanjut Honesti, juga tidak tepat. Sebab biaya pengiriman tiap dosisnya sekitar USD 2. “Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya. Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi warga Indonesia,” ujar Honesti.

Berdasar surat resmi yang dikirimkan Sinovac, kata Honesti Basyir, penentuan harga vaksin Covid-19 dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah tergantung pada investasi dalam studi klinis fase 3, terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.

Penentuan harga di Indonesia, ungkap dia, juga mengikuti prinsip-prinsip tadi. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin Covid-19 ini, tidak dapat disamakan.

Sementara untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19, mulai dari bahan baku dan lainnya, menurut Honesti, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac, Tiongkok untuk melakukan audit proses pengembangan dan produksi vaksin pada fasilitasnya di Beijing. Sedangkan LP POM MUI akan melaksanakan audit halal.

Disebutkan, BPOM akan memastikan fasilitas dan proses produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practice (GMP). Saat ini, uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 masih berjalan di minggu kedua Oktober 2020 ini.

Data terakhir menunjukkan, sampai dengan 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan lainnya dalam tahap pengambilan darah pascapenyuntikan kedua atau masuk periode monitoring.

Hingga saat ini uji klinis tahap ketiga berjalan lancar dan belum ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin Covid-19. (NUR)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *