Headline

120 Tahun Putra Sang Fajar

0

Kerjha ― Hari ini, 120 tahun lalu, tepatnya 6 Juni 1901, presiden pertama Indonesia, Soekarno dilahirkan. Soekarno atau yang populer dipanggil Bung Karno adalah seorang tokoh perjuangan yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Soekarno juga pencetus konsep Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Soekarno lahir di Jalan Peneleh Gang Pandean IV, Nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Rumah dengan prasasti bertuliskan “Di sini tempat kelahiran Bapak Bangsa Dr Ir Soekarno, Penyambung Lidah rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin besar Revolusi” itu, kini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali.

Semula, nama yang diberikan adalah Kusno. Lantaran sering sakit-sakitan, ketika berumur sebelas tahun nama itu diubah menjadi Soekarno, diambil dari nama seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna.

Dalam buku biografi Soekarno yang berjudul “Soekarno Penyambung Lidah Rakyat” yang ditulis oleh Cindy Adams, disebutkan kelahiran Soekarno seiring dengan fajar menyingsing. Itu sebabnya, padanya kerap disematkan sebutan: Putra Sang Fajar.

Soekarno mewariskan bangsanya dengan berbagai ajaran yang digalinya sejak ia berjuang pada usia muda. Ia sudah ikut organisasi kepemudaan Jong Java ketika bersekolah di Hogere Burger School (HBS) Surabaya. Saat di HBS, Soekarno tinggal di rumah tokoh Sarekat Islam, Cokroaminoto. Cokro adalah guru, bapak kos yang kemudian menjadi mertuanya setelah Soekarno menikahi anaknya, Oetari.

Usai dari HBS Surabaya, Soekarno melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Sipil Technische Hoogeschool (sekarang ITB) di ITB Bandung dan dinyatakan lulus ujian insinyur pada 25 Mei 1926. Saat di Bandung, ia mendirikan kelompok studi intelektual Algemeene Studie Club (ASC). Setahun kemudian, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Pergerakan tersebut membuatnya dijebloskan ke dalam penjara Banceuy Bandung, sebelum akhirnya pindah ke Sukamiskin dan dibebaskan pada 31 Desember 1931.

Dari Sukamiskin, ia kembali diasingkan ke Ende, Flores hingga 1938. Di Ende, Soekarno, yang diasingkan bersama anak, istri dan mertuanya, mendapatkan gagasan untuk menggali nilai-nilai Pancasila. Kisah yang sangat populer adalah tentang perenungannya di bawah pohon sukun, yang menjulang di tengah Kota Ende. Pohon itu berjarak sekitar 700 meter dari rumah pengasingannya.

Dari sanalah, Soekarno mengaku buah pemikiran Pancasila tercetus, yang kemudian diucapkan dalam pidato sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Di sidang BPUPKI pertama itulah Soekarno melahirkan gagasan konsep tentang dasar negara. Presiden Joko Widodo kemudian menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan dijadikan sebagai hari libur nasional.

Usai dari Ende, Soekarno kemudian diasingkan lagi ke Bengkulu dan baru dibebaskan pada 1942, menjelang Jepang menduduki Indonesia.

Salah satu peristiwa sejarah yang penting di hari-hari menjelang kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang. Di sana Soekarno didesak untuk memproklamasikan kemerdekakan, dan akhirnya ia setuju. Jadilah 17 Agustus 1945 pagi, di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Pada masa kepemimpinannya, Soekarno sangat disegani di dunia internasional. Ia banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika yang masih belum merdeka dan belum mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri, membuatnya berinsiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara Asia-Afrika akhirnya memperoleh kemerdekaan dan membuat namanya dikenang masyarakat dari mancanegara.

Soekarno wafat di Jakarta, 21 Juni 1970 di RSPAD Gatot Subroto dalam usia 69 tahun. Setelah menderita sakit panjang dan menjadi tahanan rumah di masa pemerintahan Orde Baru. Hari itu menjadi hari duka seluruh bangsa Indonesia. Sang proklamator, Putra Sang Fajar telah berpulang, juga saat matahari menyingsing. Soekarno dikebumikan di dekat makam ibundanya di Blitar, Jawa Timur.

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *