Headline

13 Bendungan Resmi Beroperasi pada 2021

0

Kerjha ― Untuk memperkuat kedaulatan pangan dan ketahanan air, pemerintah melalui Melalui Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencanangkan membangun 61 bendungan sepanjang 2014-2024.

Dengan 61 waduk/bendungan tersebut, maka akan ada sekitar 1,3 juta lahan sawah yang teraliri air. Jumlah itu juga akan meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan menjadi 19 persen, dari existing (2015) yang hanya 11 persen.

Dan, hasilnya, sepanjang 2015-2019, Kementerian PUPR berhasil menyelesaikan 15 bendungan. Selanjutnya, di tengah pandemi Covid-19, di 2021 telah pula rampung sebanyak 13 bendungan.

Seiring dengan selesainya pembangunan sejumlah bendungan, dibangun pula jaringan irigasi. “Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, dalam keterangan tertulis, Minggu (2/1).

Dari 61 bendungan baru yang dibangun, menurut Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono hanya ada 52 bendungan yang akan dilengkapi dengan jaringan irigasi. Sembilan bendungan itu adalah Paya Seunara, Teritip, Sei Gong, Ciawi, Sukamahi, Kuwil Kawangkoan, Lau Simeme, Sidan, dan Sepaku Semoi.

Dalam catatan Kementerian PUPR, dua bendungan, yaitu Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi bahkan hanya memiliki satu fungsi, yakni pengendali debit air banjir di Jakarta. Kedua bendungan tersebut penting lantaran angka koefisien runoff (rasio antara aliran permukaan dan curah hujan) di hulu Sungai Ciliwung sudah tinggi.

Bendungan pertama yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2021 adalah Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur pada 14 Februari 2021 lalu. Dengan kapasitas tampung 8,7 juta meter kubik, bendungan ini bisa memberikan manfaat yang sangat besar yaitu mengairi 600 hektare sawah.

Selain itu Bendungan Tukul juga berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 42,21 m3 per detik, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2×132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata.

Bendungan kedua yang diresmikan Presiden pada awal 2021 adalah Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan pada 18 Februari 2021 lalu. Dengan volume tampung cukup besar, yakni 56,7 juta m3, bendungan ini berperan penting dalam pengendalian banjir di Provinsi Kalimantan Selatan juga memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi seluas 5.472 hektare.

Keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau sebagai Ibu Kota Kabupaten Tapin dan sekitarnya sebesar 500 liter per detik, konservasi air, dan untuk PLTA sebesar 3,30 MW.

Selanjutnya terdapat Bendungan Napun Gete yang merupakan bendungan ketiga diresmikan Presiden Jokowi untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Bendungan Napun Gete memiliki kapasitas tampung 11,2 juta m3 dan direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektare.

Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m3 per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,1 MW, serta potensi pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.

Bendungan selanjutnya yang diresmikan Presiden Jokowi pada awal Maret 2021 adalah Bendungan Sindangheula yang berada di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Dengan kapasitas 9,3 juta m3, bendungan ini memberikan manfaat irigasi terhadap 1.280 hektare sawah di Serang dan pada umumnya di Provinsi Banten.

Bendungan Sindangheula juga untuk menyediakan air baku bagi daerah-daerah industri yang berkembang di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon sebesar 0,80 m3 per detik. Bendungan ini juga berfungsi untuk mereduksi banjir hingga 50 m3 per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,40 MW MW, serta potensi pariwisata.

Selanjutnya pada awal Agustus 2021, diresmikan Bendungan Kuningan, Jawa Barat oleh Presiden Jokowi. Dengan kapasitas tampung 25,9 juta m3, bendungan ini akan mensuplai air secara kontinyu untuk pertanian irigasi bagi 3.000 hektare sawah masyarakat di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Brebes. Bendungan Kuningan ini juga sangat bermanfaat bagi ketahanan air, menghindari banjir, menyediakan air baku 0,30 m3 per detik, serta berpotensi menghasilkan listrik 0,5 MW.

Pada awal September 2021, Presiden Jokowi juga meresmikan Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Dengan kapasitas tampung 68 juta meter kubik, bendungan ini diproyeksikan bisa memperkuat ketahanan air dan pangan di wilayah Lampung. Untuk penyediaan air baku dari bendungan ini akan dilakukan bertahap hingga mencapai 2.737 liter per detik. Bendungan ini juga akan berfungsi sebagai sumber pembangkit listrik sebesar 5,4 megawatt, dan pengendali banjir.

Selanjutnya terdapat Bendungan Bendo yang merupakan bendungan ketujuh diresmikan Presiden Jokowi pada 2021. Bendungan Bendo akan menyediakan irigasi untuk 7.800 hektare sawah dan juga untuk pasokan air baku dengan kapasitas 370 liter per detik, serta bisa mengurangi banjir Kota Ponorogo sebesar 31 persen atau 117,4 m3 per detik yakni dari 375,4 m3 per detik menjadi 258 m3 per detik.

Bendungan berikutnya yang diresmikan pada 2021 adalah dua bendungan di Provinsi Sulawesi Selatan yakni Bendungan Paselloreng pada September 2021 dan Bendungan Karalloe pada November 2021 di Kabupaten Gowa. Pembangunan kedua bendungan tersebut bertujuan untuk menambah pasokan air di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung pangan nasional sehingga kontinuitas air ke lahan pertanian terjaga.

Selanjutnya pada akhir November 2021, Presiden meresmikan dua bendungan multifungsi sekaligus di Jawa Timur, yakni Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro. Bendungan Tugu dengan kapasitas tampung sekitar 12,1 juta meter kubik untuk memenuhi kebutuhan daerah irigasi seluas 1.250 hektare, penyediaan air baku sebesar 12 liter per detik, serta reduksi banjir.

Sementara Bendungan Gongseng memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah seluas 6,191 hektare, penyediaan air baku 300 liter per detik, konservasi pariwisata, reduksi banjir

Akhir Desember 2021, Presiden juga meresmikan dua bendungan di dua provinsi berbeda dalam satu hari, yakni Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara dan dilanjutkan Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Bendungan Ladongi memiliki fungsi utama untuk mengairi daerah irigasi seluas 3.604 hektare yang berada di empat Kabupaten, sedangkan Bendungan Pidekso memiliki fungsi utama mengairi lahan pertanian seluas 1.500 hektare di Kabupaten Wonogiri. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *