Aksi G20 Wujudkan Transisi Energi

Kerjha ― KTT G20 di Bali melahirkan komitmen untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Langkah itu, salah satunya dilakukan dengan mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengembangkan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan.

Kendati begitu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prose untuk mewujudkannya tidak mudah untuk dicapai.

“Sustainable atau menuju zero atau low emission carbon untuk energi, maka salah satu yang kemudian disebutkan adalah facing out dari fossil fuel atau coal. Ini termasuk salah satu yang tidak mudah dicapai,” ungkap Sri Mulyani, Rabu (16/11) lalu.

Hal ini mengingat beberapa negara anggota G20 merupakan negara yang sangat kaya dan menjadi produsen sumber energi fosil, seperti Arab Saudi. Ia menyatakan, mereka meminta supaya transisi dilakukan secara hati-hati.

Sejalan dengan hal ini, paragraf pada 12 G20 Bali Leaders Declaration turut menegaskan mengenai komitmen pemerintah untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG) 7 dan menghilangkan kesenjangan akses terhadap energi.

“Sektor energi adalah sektor yang menghasilkan CO2 dan yang paling mahal atau costly dari sisi untuk mencapai keseimbangan antara mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu menghilangkan atau mengurangi ancaman perubahan iklim. Namun di sisi lain tadi disebutkan SDG 7 adalah untuk menutup gap antara mereka yang belum mendapatkan akses energi maupun mereka yang kemudian miskin karena tidak mendapatkan akses energi,” tuturnya. (EDA)