Headline

Arsjad Rasjid Terangkan GSI Berkonsep Social Enterprise

0

Kerjha ― Ramai diperbincangkan, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid angkat bicara tentang Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Dalam beberapa hari belakangan ini, perusahaan yang aktif membantu penanganan Covid-19 itu, dianggap turut berbisnis tes PCR dan antigen di tengah pandemi yang belum terlihat ujung ekornya. Dua menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir bahkan ikut diseret-seret dalam polemik ini.

Diungkapkan Arsjad Rasjid, GSI merupakan perusahaan patungan yang berdiri pada 20 Maret 2020, tepat di awal mencuatnya pandemi Covid-19.

GSI, lanjut Arsjad, sengaja dikonsep sebagai social enterprise atau perusahaan sosial. Dengan kata lain, perusahaan ini memang dirancang dengan sebuah ide yang menggabungkan konsep berbisnis namun keuntungannya dialokasikan untuk membantu dan bersolidaritas menangani problem sosial yang muncul di tengah masyarakat. Karena itu pula, perusahaan ini dinamakan Genomik Solidaritas Indonesia.

Dikutip dari Kompas TV, konsep social enterprise ini tidak mendistribusikan profit sampai dividen ke pemegang saham. Namun keuntungan yang didapat justru digunakan untuk mengembangkan aspek sosial, termasuk di masa pandemi ini, utamanya digunakan untuk memperkuat sektor kesehatan.

Atas dasar itulah, Arsjad mengusulkan perusahaan ini dibuat sebagai PT. Direktur Indika Energy itu mempertimbangkan keberlanjutan usaha ke depan. Apabila berbentuk yayasan, menurutnya hanya akan fokus untuk menangani Covid-19 saja.

“Karena untuk sustainability. Nah, actually saya pushing buat kewirausahaan, khususnya kewirausahaan sosial. Seperti yang ada di AS, UK, Singapura. Jadi social enterprise,” terang Arsjad.

Terdapat sembilan pemegang saham dalam GSI yang sejak didirikan memang diniatkan untuk membantu mengatasi keterbatasan tes PCR di masa awal merebaknya pandemi.

Empat di antaranya adalah: Yayasan Indika
untuk Indonesia, Adaro Energy Bangun Negeri, Northstar, serta Toba Bumi Energi. Sebagai inisiator, Yayasan Indika memiliki komposisi saham paling banyak yaitu 932 unit. Kemudian ada Adaro Energy yang dipimpin Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, yang tak lain adalah abang Menteri BUMN Erick Thohir. Dari sinilah nama Erick Thohir lantas ikut diseret-seret. Padahal, menurut Boy, upaya yang dilakukan Adaro sama sekali tak terkait dengan Erick.

Selain itu, juga terdapat Northstar yang dipimpin oleh Patrick Walujo. Arsjad adalah sosok yang mengajak kelompok usaha ini untuk terlibat dalam GSI. Northstar akhirnya pun masuk GSI melalui Yayasan Northstar Bhakti Persada. Ketiga perusahaan ini masuk menyokong kiprah GSI melalui yayasan yang sudah mereka miliki.

Kemudian, terdapat pula Toba Bumi Energi yang juga turut bergabung dengan niat untuk membantu solidaritas kemanusiaan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, ia turut membantu GSI semata-mata sebagai upaya kemanusiaan untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Langkah ini, disebut Luhut juga merupakan bantuan kemanusiaan akibat situasi sulit di masa awal pandemi pada Februari-Maret 2020 lalu. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *