Headline

Atasi Banjir Sintang Jokowi Instruksikan Perbaikan Daerah Tangkapan Hujan

0

Kerjha — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bencana banjir yang melanda Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat disebabkan kerusakan pada daerah tangkapan hujan atau catchmen area. Rusaknya daerah inilah yang kemudian menyebabkan Sungai Kapuas meluber.

Untuk mengatasi banjir tersebut, Jokowi pun menginstruksikan untuk memperbaiki daerah tangkapan hujan di kawasan tersebut.

“Iya itu karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun dan itu harus kita hentikan karena memang masalah utamanya ada di situ sehingga Kapuas itu meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak, itu yang lagi ingin kita perbaiki,” ujarnya di Gerbang Tol Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (16/11).

Untuk memperbaiki daerah tangkapan hujan tersebut, pemerintah akan membangun persemaian atau nursery yang diiringi dengan penghijauan baik di daerah-daerah hulu maupun di daerah-daerah tangkapan hujan itu sendiri.

“Di catchment area itu memang harus diperbaiki karena kerusakannya memang ada di situ. Kedua, memang ada hujan yang lebih ekstrem dari biasanya,” imbuhnya.

Sejak awal terjadinya bencana banjir di Kabupaten Sintang, Jokowi telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk mempelajari penyebab dan mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi banjir di Sintang.

Dihubungi setelah peresmian jalan tol Serang-Panimbang seksi I ruas Serang-Rangkasbitung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti hal yang disampaikan Presiden Jokowi.

“Tentang rehabilitasi lahan seperti yang disampaikan Presiden, ke depan kita perlu betul-betul melaksanakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta melaksanakan penegakan hukum yang tegas untuk berbagai kemungkinan pelanggaran atas tata ruang, termasuk ruang-ruang terbuka untuk air,” ucap Basuki.

Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyebutkan sejumlah faktor penyebab banjir Sintang, antara lain curah hujan lebat sejak akhir Oktober sampai awal November 2021 yang secara kumulatif sebesar 294 mm menghasilkan debit banjir sebesar 15.877,12 m3 per detik. Jumlah tersebut melebihi kapasitas tampung sungai-sungai sebesar 12.279,80 m3 per detik, sehingga terjadi luapan dengan debit yang sangat besar, yaitu 3.597,32 m3 per detik.

“Untuk ke depan, kita perlu merencanakan pola permukiman yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan kearifan lokal yang lebih aman dari banjir, seperti rumah panggung,” ucap Siti. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *