Headline

Bank Dunia dan IMF Apresiasi Ketahanan Ekonomi ASEAN

0

Kerjha — Presiden Bank Dunia Ajay Banga dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva memuji ketahanan ekonomi ASEAN di tengah melambatnya ekonomi global akibat pandemi dan perang. Pandangan tersebut mereka sampaikan pada sesi KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9).

“IMF antara lain menyampaikan bahwa ekonomi global melambat karena pandemi dan juga karena perang, tumbuh hanya 3 persen, terendah dalam satu dekade dibanding sebelum pandemi. Namun dilihat ASEAN pertumbuhannya tetap tinggi, proyeksinya 4,9 persen,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya.

Saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9), Direktur Pelaksana IMF menyampaikan, ASEAN merupakan titik terang di tengah situasi dunia yang tidak menentu. ASEAN juga berkontribusi 10 persen dari pertumbuhan ekonomi global.

“ASEAN dapat menjadi contoh dari kerja sama global. Beberapa saran yang disampaikan antara lain adalah investasi di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur digital,” imbuh Menlu Retno.

Sementara itu, Bank Dunia menyampaikan prediksi ekonomi global dan menyebutkan mengenai tantangan perubahan iklim. Sebagaimana IMF, Bank Dunia juga memberikan saran yang hampir serupa yakni agar ASEAN melakukan investasi di reformasi struktural, sumber daya manusia, ekonomi berkelanjutan, dan digitalisasi.

Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn juga menyampaikan laporan dalam sesi pleno tersebut dan mengatakan bahwa Satgas Tingkat Tinggi atau High Level Task Force telah menyusun Visi Masyarakat ASEAN 2045. Di samping itu, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) juga makin luas diaksesi dalam setahun terakhir.

“Kemudian TAC makin luas diaksesi dalam satu tahun ini ada empat negara tambahan yang mengaksesi TAC sehingga total per hari ini adalah 54 negara,” ungkap Retno.

Sekjen ASEAN juga melaporkan mengenai perdagangan ASEAN yang tumbuh 14,9 persen mencapai USD 3,9 triliun, penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI) mencapai USD 222 miliar, serta perdagangan intra-ASEAN yang terus meningkat.

“Ini membuktikan bahwa ASEAN memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Perdagangan intra-ASEAN naik 22,3 persen dan ini juga membuktikan hubungan dagang internal ASEAN menjadi makin solid. Pemberlakuan RCEP diharapkan akan makin mendorong pertumbuhan ASEAN,” tandas Retno. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *