Headline

Bank Mandiri Olah Air Limbah Jadi Air Baku

0

Kerjha — Bank Mandiri terus melakukan inovasi untuk mencapai praktik bisnis ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen penerapan environmental, social and governance (ESG). Upaya itu, salah satunya dilakukan dengan menerapkan fasilitas daur ulang air atau water recycle di kantor Bank Mandiri.

Saat ini, gedung Bank Mandiri yang telah menggunakan fasilitas water recycle antara lain di Wisma Mandiri, Plaza Mandiri dan Menara Mandiri. Sistem water recycle ini berguna untuk proses daur ulang air dan memastikan tidak ada pencemaran air di sekitar lokasi kantor.

Adapun, air yang didaur ulang itu digunakan untuk flushing toilet, pemeliharaan tanaman, dan lain-lain. Selain itu, gedung-gedung perkantoran Bank Mandiri juga membuat lubang-lubang biopori dan sumur resapan di area terbuka hijau.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar mengatakan, khusus dalam pengelolaan air, Bank Mandiri telah mengelola air limbah (efluen) menggunakan sewage treatment plan. Teknologi ini memastikan efluen yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dialirkan ke badan air penerima.

“Bank Mandiri juga memanfaatkan air buangan yang telah diolah untuk digunakan kembali pada mesin pendingin dan penyiraman tanaman, serta memenuhi baku mutu air minum untuk konsumsi dengan proses reverse osmosis,” ujar Alexandra.

Terkait dengan jaminan mutunya, kualitas efluen diperiksa secara berkala setiap satu bulan sekali dengan mengirimkan sampel air ke laboratorium lingkungan terakreditasi dan dilaporkan kepada instansi terkait.

Komitmen Bank Mandiri untuk menggunakan air daur ulang dan air dari pihak ketiga tercermin dari jumlahnya yang terus meningkat pada tiga tahun terakhir, antara lain 116.057 meter kubik (2021), 138.580 meter kubik (2022), dan 141.106 meter kubik (2023). Di mana persentase jumlah penggunaan air daur ulang di 2023 sebesar 20 persen dari total konsumsi air secara keseluruhan.

Selain pengolahan air limbah, Bank Mandiri juga memiliki 196 lubang biopori dan 39 sumur resapan. Sarana penampungan air lainnya berupa danau buatan seluas 1,8 hektare, yang berada di kawasan Mandiri University, Wijayakusuma.

“Danau buatan itu menjadi sumber air utama untuk bangunan di kawasan tersebut setelah air tampungan diolah menjadi air baku,” ujarnya.

Alexandra mengungkapkan, inisiatif pengelolaan air daur ulang dan biopori hanya salah satu dari banyak inisiatif operasional ramah lingkungan yang diterapkan Bank Mandiri.

“Kami terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan mendorong internalisasi budaya ESG kepada seluruh pegawai dan pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.

Inisiatif water recycle yang dilakukan Bank Mandiri ini turut mendukung Hari Air Sedunia (World Water Day) yang diperingati setiap 22 Maret. Melalui kampanye global ini, PBB terus mengenalkan konservasi air secara lebih luas melalui kegiatan nyata. Kampanye ini melibatkan masyarakat di berbagai belahan dunia untuk lebih peduli terhadap masalah air.

Setiap tahun, UN Water mengusung tema yang berbeda untuk merayakan Hari Air Sedunia. PBB pun melibatkan negara-negara anggota, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi non-pemerintah agar isu-isu kritis air semakin didengar publik.

Dikutip dari laman United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), Hari Air Sedunia 2024 mengusung tema Leveraging Water for Peace atau Memanfaatkan Air untuk Perdamaian. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *