Headline

Banpres Produktif Usaha Mikro Tersalurkan kepada 9 Juta Penerima

0

Kerjha ― Penyaluran Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro telah tersalurkan kepada 9 juta penerima atau 100 persen dari target pertama. Penyaluran ini dilakukan tak sampai dua bulan sejak program ini diluncurkan.

“Kurang dari dua bulan sejak diluncurkan, program ini, per 6 Oktober 2020 sudah tersalurkan 100 persen. Program ini, berdasarkan survei Asian Development Bank (ADB) dianggap paling tepat dan paling diminta pelaku usaha mikro yang terdampak,” papar Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki, Rabu (7/10).

Menurutnya, program ini bisa cepat terserap berkat dukungan berbagai pihak seperti Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), koperasi, pemerintah daerah juga kementerian/lembaga (K/L) yang banyak melakukan program pendampingan UMKM.

Teten mengakui masih banyak usulan dari berbagai daerah yang masuk ke Kementerian Koperasi. Untuk itu, penyaluran Banpres Produktif tahun ini terus dilanjutkan hingga mencapai 12 juta pelaku usaha mikro. “Minggu ini pun kita sudah mulai menyalurkan untuk 3 juta usaha mikro berikutnya,” lanjut Teten.

Untuk anggarannya, Teten meyebut telah diterima dari Kementerian Keuangan dengan penyaluran yang akan difokuskan pada aspek pemerataan antardaerah, ketepatan, sasaran dan kecepatan. Melalui program ini diharapkan dapat membantu memulihkan ekonomi.

Teten juga menekankan, sampai saat ini penyaluran program tidak ada yang salah sasaran, karena proses validasi data cukup ketat. Hanya, memang masih banyak yang berharap bantuan disalurkan kepada yang belum menerima. “Jadi ini tepat dengan ditambah 3 juta berikutnya. Tentu kami berharap dengan modal kerja ini bisa membantu pelaku usaha kecil bertahan di masa pandemi,” lanjut Teten.

Bagi yang belum mendapatkan banpres produktif, ia mengimbau untuk mendaftarkan diri ke Dinas Koperasi, UMKM setempat atau lembaga pengusul lainnya, termasuk koperasi.

Sementara Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, realisasi penyaluran bantuan naik cukup signifikan dihitung dari Juli hingga September atau tutup kuartal ketiga. Secara total penyaluran bantuan dana PEN sudah mencapai Rp 318,5 triliun dari total pagu Rp 695,2 triliun yang telah disalurkan sejak Juli 2020.

“Pada Juli lalu, bantuan yang disalurkan sebesar Rp 117,39 triliun dan berhasil dinaikkan menjadi Rp 268,49 triliun,” ungkap Budi.

Untuk diketahui, peningkatan penyaluran bantuan yang paling besar berada pada program perlindungan sosial dan UMKM. Rinciannya, pada Juli hingga September, program perlindungan sosial terealisasi 77,01 persen, dengan penyaluran pada Juli sebesar Rp 77,58 triliun dan pada September Rp 157,03 triliun dari pagu Rp 203,90 triliun.

Adapun program UMKM terealisasi 68,72 persen, dengan rincian pada Juli Rp 32,51 triliun dan pada September Rp8 4,85 triliun, dari pagu Rp 123,47 triliun.

Program sektoral K/L dan pemda terealisasi 25,08 persen, dengan rincian pada Juli tersalurkan Rp 7,30 triliun dan September Rp 26,62 triliun, dari pagu Rp 106,11 triliun. Sementara program pembiayaan korporasi realisasinya masih 0,00 persen atau hingga akhir September masih Rp 0, dari pagu Rp 53,60 triliun.

Adapun untuk pembiayaan sektor korporasi, Budi menyatakan program ini akan disalurkan secara besar-besaran mulai Oktober ini atau pada kuartal empat hingga Desember mendatang. “Kami berusaha keras sampai akhir tahun ini seluruh dana PEN bisa tersalurkan,” ungkap Budi. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *